web counters
Waktu, Harta Paling Berharga yang Tak Bisa Dibeli Kembali
Stories

#31 : Waktu, Harta Paling Berharga yang Tak Bisa Dibeli Kembali

Di konten cerita saya ke #31 ini, saya ingin membahas soal waktu. Dimana akhir-akhir ini saya merenung, ternyata waktu begitu amat sangat mahal. Di umur yang terus beranjak dewasa, saya merasa harus lebih bijaksana dalam menggunakan waktu dengan sebaik mungkin.

Kita sering mendengar bahwa, “Time is Money”. Saya kurang setuju, bahwa buat saya waktu jauh lebih berharga dari pada uang, bahkan emas sekalipun. Buatku, waktu itu jauh lebih berharga dari sekadar segepok uang.

Sejenak kita berfikir, kalau kita kehilangan uang, yaudah tinggal kerja lagi dengan tekun. Pasti akan dapat uang kembali. Tapi kalau udah kehilangan waktu? kita nggak bisa mengganti waktu dengan apa pun itu. Waktu sekali lewat, yaudah nggak bakal balik kembali.

Mau sekaya apa pun kita, tetep aja nggak bisa beli tambahan waktu. Tidak ada ceritanya bisa beli ekstra sehari buat nyelesain kerjaan atau buat ngabisin waktu bersama keluarga. Detik demi detik berlalu, dan di setiap detiknya, kita sebenarnya kehilangan sesuatu yang nggak ternilai.

Katanya sih, banyak ilmuwan yang pengen banget bikin mesin waktu. Alat yang bisa bawa kita balik ke masa lalu atau loncat ke masa depan. Tapi sampai sekarang? buktinya nggak ada. Mesin waktu cuma ada di film atau kartun kayak alatnya Doraemon. Andai aja beneran ada, pasti lebih seru. Dimana kita bisa balik ke masa kecil, main-main lagi, atau benerin kesalahan di masa lalu. Sayangnya, itu cuma khayalan. Bahkan dengan teknologi super canggih sekarang, mesin waktu kayaknya masih mustahil untuk diciptakan.

Ada juga yang bilang nggak punya waktu. Sebenernya, itu hal yang kurang tepat. Waktu semua orang sama kok, 24 jam sehari. Yang jadi masalah itu biasanya gimana cara kita ngatur dan ngebagi waktu. Kalau ada orang yang bilang nggak punya waktu, mungkin dia kurang bijak aja dalam manajemen waktunya. Jadi, daripada nyalahin waktu, mending kita mulai belajar buat lebih pinter ngatur prioritas dan skala prioritas.

Dari perenungan saya tersebut, saya mulai berfokus sama yang bisa saya lakukan sekarang : memanfaatkan waktu dengan bijak. Waktu itu adalah anugerah, gimana kita memakainya, itu tanggung jawab kita sendiri.

Belakangan ini aku ngerasa banget, waktu 24 jam yang Tuhan kasih itu harus saya manfaatin sebaik mungkin. Di umur yang makin bertambah, rasanya kayak ada tanggung jawab buat nggak menyia-nyiain waktu lagi.

Sophocles pernah bilang, “Waktu adalah dewa yang lembut.”

Maksudnya, waktu itu nggak bakal maksa kita, tapi dia tetap jalan terus. Kalau nggak kita manfaatin, ya rugi sendiri. Ada juga yang bilang, “Waktu berlalu, kata Anda? Nggak, waktu tetap di tempatnya. Kita yang berlalu.” Kalimat ini tuh menjelaskan bahwa, yang sebenernya maju terus itu kita, waktu sih diem aja.

Jadi, mulai sekarang kita mulai sadar pentingnya waktu. Jangan sampe kita nyesel di kemudian hari gara-gara nyia-nyiain waktu. Kita gunakan waktu buat hal-hal yang bermanfaat dan bikin hidup kita lebih bermakna. Karena pada akhirnya, waktu itu adalah harta paling berharga yang nggak bisa digantiin.

Bagi kamu yang ingin mengikuti konten cerita saya setiap hari, silahkan klik tombol lonceng pojok kiri bawah. Kamu akan mendapatkan notifikasi langsung melalui HPmu. Dan bila, kamu merasa konten saya ini bermanfaat, bisa kamu share ke temenmu lewat sosial media ya. Thanks! 

Terima kasih sudah membaca sampai habis. Sukses untuk Anda semua dan see you on the top…

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *