“Saat hidup hanya diukur pengakuan dari luar, kita jadi kehilangan kebahagiaan dan keintiman dengan diri dari dalam.” Akhir pekan lalu, saya memutuskan untuk ngopi santai di Telaga Ngebel. Suasananya ramai, khas weekend. Sejenak, untuk melepaskan penat pekerjaan yang lumayan hetik. Saat sedang menikmati secangkir kopi hangat, tiba-tiba datang dua cewek
Selengkapnya...“Sudahkah hari ini kamu Tersenyum?” “Dan berapa kali kamu Tersenyum hari ini?” Senyum adalah alat komunikasi universal yang bisa dimengerti oleh siapa pun, di mana pun, tanpa perlu kata-kata. Tapi sayangnya, semakin kita dewasa, semakin jarang pula kita tersenyum. Berbeda saat masih anak-anak terutama balita yang bisa tersenyum hingga 300–400
Selengkapnya...“Apakah aku membagikan ini karena benar-benar ingin berbagi kebahagiaan?” “Atau, jangan-jangan aku butuh pengakuan karena merasa kurang diperhatikan?” Di beranda media sosial ku baik di whatsapp, instagram, facebook maupun tiktok, lagi tren foto bersama keluarga di momen Lebaran. Setiap sudut media sosial dipenuhi senyum, kebersamaan, dan kehangatan. Ada yang berpose
Selengkapnya...“Kosong-kosong ya!” Ungkapan tersebut sering kita dengar di waktu lebaran, baik ungkapan secara langsung maupun berupa tulisan di sosial media. Seakan dengan mengungkapkan kata-kata tersebut kita sudah terbebas dari kesalahan dan saling memaafkan. Saya sendiri pun sering menggunakan ungkapan tersebut saat bersilaturahmi dengan teman atau sahabat, sebuah joks untuk menambah
Selengkapnya...Di era serba cepat ini, tanpa sadar ritme kehidupan kita pun ikut berlari kencang. Semua ingin serba instan—cepat sukses, cepat bahagia, cepat punya jodoh, cepat kaya, cepat bebas dari hutang, cepat lulus kuliah, cepat punya pekerjaan, dan seterusnya. Tapi, pernahkah kita berhenti sejenak dan bertanya: Apakah semua yang kita kejar
Selengkapnya...