Apakah Menulis Itu Harus Punya Hobi? Menulis Itu Bukan Soal Bakat, Tapi Soal Kemauan
“Wil, Apakah Menulis Itu Harus Punya Hobi?”
Itulah pertanyaan yang di ajukan oleh teman saya, waktu kita ngobrol di kedai kopi. Dimana, dia pengen memulai menulis tapi sampai sekarang belum bisa terealisasikan.
Mungkin, kebanyakan orang juga berpikir seperti itu, untuk bisa menulis harus punya hobi nulis dulu dari kecil. Harus suka baca buku, punya jurnal harian, atau pernah jadi juara lomba menulis. Benarkah begitu?
Padahal nggak juga.
Pertanyaan tersebut sering muncul, terutama dari mereka yang sebenarnya punya keinginan untuk menulis, tapi merasa minder karena “nggak pernah merasa punya hobi nulis.”
Padahal, kenyataannya…
menulis itu bukan soal bakat atau hobi semata. Tapi soal kemauan, kebiasaan, dan tujuan.
“Nggak Punya Hobi Nulis, Tapi Pengen Jadi Penulis. Bisa Nggak?”
Jawabannya: bisa banget.
Banyak penulis hebat di luar sana yang justru mulai menulis bukan karena hobi, tapi karena kebutuhan. Ada yang mulai nulis karena kerjaan. Ada yang nulis karena pengen berbagi pengalaman hidup. Ada juga yang nulis karena merasa punya pesan yang penting disampaikan ke dunia.
Awalnya mungkin terasa berat. Bingung mulai dari mana, tulisannya kaku, atau bahkan kamu bakal merasa ” tulisanku kok jelek banget “. Tapi justru di situlah awal proses kamu menulis. Karena menulis itu keterampilan yang bisa dilatih, bukan cuma milik orang yang hobi.
Dulu, waktu saya mulai belajar menulis, tulisan saya juga jelek dan nggak enak untuk dibaca. Kacau, susunannya amburadul, kadang saya sendiri juga bingung dengan tulisan saya. Tapi masalah itu nggak menjadikan alasan untuk berhenti. Saya tetap menulis, dan terus menulis.
Saya mulai menikmati prosesnya meski pelan-pelan. Sambil terus memperbaiki tata bahasa, memperhalus susunan kalimat, dan mencoba menulis dengan lebih mengalir. Sampai akhirnya, menulis bukan lagi jadi hal berat buat saya, tapi sudah jadi kebutuhan harian.
Saya merasakan banget, kalau sehari saja saya nggak menulis, kepala ini serasa penuh ide-ide bermunculan tanpa henti. Dan cara terbaik untuk “melegakan” isi kepala adalah dengan menuangkannya dalam bentuk tulisan.
Menulis buat saya bukan cuma soal mengabadikan ide, tapi juga membangun aset. Setiap tulisan adalah jejak pemikiran, yang bisa dibaca ulang, dikembangkan, bahkan memberi nilai di masa depan.
Makanya saya percaya, hobi menulis sejak kecil itu cuma bonus, bukan syarat wajib buat jadi penulis. Kalau punya hobi dan bisa mengasahnya, itu keren banget. Tapi kalau cuma hobi tanpa konsistensi, ya lama-lama akan hilang juga.
Sebaliknya, meskipun kamu merasa nggak punya hobi menulis, tapi kamu mau belajar, rajin latihan, dan punya niat yang kuat kamu bisa jauh lebih berkembang dari mereka yang punya bakat tapi nggak diasah.
Banyak orang suka nulis, tapi nulisnya setahun sekali. Sementara kamu yang tekun dan rutin menulis, bisa tumbuh jadi penulis yang matang dan punya gaya sendiri.
Saya ibaratkan kemampuan menulis itu seperti mengendarai mobil.
Pertanyaannya:
Apakah semua orang bisa mengendarai mobil?
Iya, bisa.
Apakah orang yang nggak punya mobil, berarti nggak bisa nyetir?
Belum tentu.
Sekarang ini, banyak orang punya mobil karena kebutuhan untuk antar anak sekolah, kerja, atau bepergian. Nah, karena sudah punya mobil, mau nggak mau mereka belajar nyetir. Padahal sebelumnya, bisa jadi mereka belum pernah pegang setir sama sekali. Tapi karena dorongan kebutuhan, ditambah ketekunan dan keberanian untuk belajar, akhirnya mereka bisa mengendarai mobil.
Menariknya, ada juga orang yang nggak punya mobil, tapi sudah jago nyetir. Kenapa? Bisa jadi karena tuntutan pekerjaan, atau karena memang dia punya niat dan keinginan kuat untuk belajar.
Sama halnya dengan menulis.
Bukan soal kamu sudah punya “kendaraannya” atau belum entah itu hobi, pengalaman, atau bakat. Tapi soal kemauan untuk belajar dan konsisten latihan.
Menulis, seperti mengendarai mobil, bisa dikuasai siapa saja—asal mau mencoba, terus belajar, dan nggak cepat menyerah.
Menulis Itu Jalan Ekspresi, Jalan Profesi, dan Jalan Sunyi yang Penuh Arti
Bila sekarang ini kamu emang mulai suka menulis, saran saya coba terus di tingkatkan. Pasalnya, menulis akan memberikan manfaat besar bagi kehidupanmu. Menulis buka cuman menyusun kata-kata, tapi bisa juga untuk mendapatkan uang. Banyak profesi sekarang ini membutuhkan kepenulisan, yang sudah pernah saya bahas di sini : 9 Profesi Penulis yang Menjanjikan Banget
Di era digital seperti sekarang, personal branding sangatlah penting. Ini bisa menjadi penunjang besar untuk perkembangan karier dan peningkatan pendapatanmu. Salah satu cara ampuh untuk memperkuat personal branding adalah lewat menulis.
Melalui tulisan, audiens bisa melihat kualitas pemikiran, sudut pandang, dan nilai-nilai yang kamu bawa. Dengan kata lain, tulisanmu adalah representasi dari siapa dirimu sebenarnya.
Selain menunjang personal branding, menulis juga terbukti meningkatkan kemampuan kognitif otak. Hal ini diperkuat oleh penelitian “Writing to Learn: Effects on Critical Thinking” (Bangert-Drowns et al., 2004) yang menemukan bahwa aktivitas writing-to-learn secara signifikan meningkatkan pemahaman akademik, terutama dalam bidang matematika dan sains. Siswa yang rutin menulis tentang materi pelajaran menunjukkan peningkatan pemahaman hingga 12% lebih tinggi dibanding kelompok yang tidak menulis. Kalau kamu ingin berpikir lebih tajam, kritis, dan kreatif, menulislah secara rutin. Menulis bukan hanya soal menuangkan ide, tapi juga melatih otak untuk berpikir lebih dalam dan terstruktur.
Baca juga : Ternyata Menulis Diary itu banyak Manfaatnya. Cobain Deh!
Mengawali kebiasaan menulis nggak wajib dimulai dari “suka “. Bisa dimulai dari ” butuh “, ” ingin mencoba ” atau bahkan ” penasaran “. Dari hal yang sepele ini, maka lama-lama, kamu akan mulai menikmati prosesnya. Dan siapa tahu, akhirnya kamu bisa menemukan gaya tulisan yang unik dan autentik.
Kalau kamu punya keinginan untuk menulis, mulai saja dulu. Tulis apa pun yang kamu pikirkan, kamu rasakan, atau kamu alami. Nggak harus sempurna. Yang penting, terus menulis.
Karena pada akhirnya, menulis bukanlah mereka yang hanya suka nulis,
tapi mereka yang terus menulis.
Terima kasih sudah membaca sampai habis, sukses selalu untuk Anda, dan see you on the top…