5 Cara Mencari/Menemukan Ide Konten Artikel di Blog Pribadi
Salah satu tantangan paling bikin pusing saat mengelola blog pribadi adalah menentukan isi kontennya. Beberapa pertanyaan pun sering kali bermunculan di kepala:
- “Mau nulis apa hari ini?”
- “Topik ini udah pernah dibahas belum ya?”
- “Ini artikel lanjutan enaknya ke arah mana?”
- “Apa yang menarik dan berguna buat dibahas?”
- Dan seterusnya…
Akhirnya, yang ada malah bengong di depan layar, scroll sana-sini, buka tutup tab, tapi nggak nulis juga.
Padahal, kalau kamu ingin blog pribadimu berkembang dan konsisten punya pembaca, membuat konten secara rutin itu kunci utama.
Tanpa konten yang aktif dan relevan, blog akan terlihat mati. Dan jelas, pengunjung pun akan enggan kembali.
Mungkin menulis satu-dua artikel terasa mudah. Tapi beda kalau kamu bikin konten selama satu bulan penuh, dua bulan, bahkan dua tahun ke depan — wah, itu lain cerita. Di situlah muncul rasa jenuh, kehabisan ide, atau bahkan mulai mempertanyakan, “Kenapa saya ngeblog, sih?”
Saya pun pernah (dan sering) mengalami fase-fase seperti itu. Tapi akhirnya saya sadar:
Bukan berarti saya kehabisan ide, tapi saya belum tahu cara menggali ide dari sekitar saya.
Maka dari itu, di artikel ini, saya mau berbagi pengalaman pribadi tentang cara-cara yang saya gunakan untuk menemukan ide menulis di blog pribadi.
Cara-cara ini sederhana dan bisa langsung kamu praktikkan, bahkan kalau kamu merasa lagi nggak mood nulis sekalipun.
Tujuannya cuma satu: Supaya kamu bisa nulis dengan lebih mudah, lebih konsisten, dan lebih jujur — dari hal-hal yang memang dekat dengan keseharianmu.
Jadi, kalau kamu saat ini lagi merasa buntu, kehilangan semangat, atau bingung mau nulis apa?
Tenang, kamu nggak sendirian. Dan berikut ini adalah beberapa tips dari saya.
Cara Menentukan Artikel Di Blog Pribadi
1. Mulai dari Keresahan Pribadi
Salah satu sumber ide konten yang paling kuat dan jujur adalah keresahan pribadi. Coba tanya ke diri sendiri:
“Akhir-akhir ini lagi resah soal apa, sih?”
Saya sendiri, banyak menulis artikel di blog ini justru karena sedang resah, bingung, atau merasa ada hal yang mengganjal.
Misalnya, ketika saya merasa kewalahan mengatur waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, saya menuliskannya. Hasilnya? Artikel itu justru banyak mendapat respons positif karena ternyata banyak orang yang juga mengalami hal serupa.
Beberapa artikel di blog saya lahir dari momen-momen penuh pertanyaan, seperti:
- Kebuntuan Saya dalam Menulis Konten?
- Kenapa Semakin Dewasa Kita Lupa Caranya Tersenyum? Padahal, Senyum Anugerah Kecil untuk Kedamaian dan Kebahagiaan!
- Sejenak, Waktunya Merefleksikan Diri dan Mengevaluasi Bisnis, Di Tengah Libur Lebaran
Dan anehnya, keresahan-keresahan itu justru melahirkan tulisan yang paling “hidup” karena ditulis dengan perasaan yang nyata dan pengalaman yang jujur.
Terkadang, ide terbaik memang datang dari kebingungan dan kejujuran kita sendiri. Misalnya:
- Kamu sedang merasa kewalahan dalam mengatur waktu? Tulis tentang cara kamu mencoba menyeimbangkan jadwal sehari-hari.
- Kamu sedang belajar mengelola keuangan? Ceritakan tentang prosesmu belajar mencatat pengeluaran atau mencoba aplikasi budgeting.
Topik-topik seperti ini terasa dekat karena pembaca juga manusia biasa, yang seringkali sedang berada di fase atau masalah yang mirip. Ketika kamu menuliskan sesuatu dari pengalaman pribadi yang jujur, kamu bukan hanya sedang berbagi—tapi juga sedang membantu orang lain merasa tidak sendirian.
Jadi, kalau kamu bingung mau nulis apa, jangan cari topik yang terlalu jauh dulu. Mulailah dari dirimu sendiri. Apa yang sedang kamu rasakan, pikirkan, atau gumulkan akhir-akhir ini? Bisa jadi itu adalah bahan tulisan yang paling jujur, dan justru paling disukai orang lain.
2. Baca Buku, Artikel, atau Apapun yang Menginspirasi
Kalau kamu sedang kehabisan ide, membaca adalah jalan pintas terbaik untuk mengisi ulang inspirasi. Buku, artikel, esai, bahkan kutipan pendek di media sosial pun bisa menjadi pemantik ide yang luar biasa. Dan nggak harus selalu buku berat atau akademis kok. Terkadang novel fiksi, buku motivasi, atau biografi pun bisa memunculkan banyak insight yang menarik untuk ditulis di blog.
Dari pengalaman pribadi saya, banyak ide segar muncul setelah membaca buku. Rasanya seperti dapat asupan gizi baru untuk otak dan jiwa, yang kemudian mengalir menjadi tulisan. Ibaratnya, membaca adalah makanan pokok bagi seorang penulis. Tanpa membaca, ide kita akan terasa kering, terbatas, dan mudah kehabisan arah.
Buat kamu yang ingin konsisten menulis di blog pribadi, saya sangat menyarankan untuk lebih banyak membaca. Karena dengan membaca:
- Kamu jadi punya sudut pandang baru
- Kamu bisa belajar cara orang lain menyampaikan ide
- Kamu bisa menemukan topik yang sebelumnya nggak pernah kamu pikirkan
Dan yang paling penting: kamu bisa terpantik untuk menuliskan versi kamu sendiri.
Kadang, cukup satu kalimat saja dari buku yang kamu baca, bisa langsung membangkitkan satu paragraf penuh di kepala. Misalnya:
- Kamu baca tentang konsep ikigai → jadi pengen nulis soal “arti tujuan hidup versi saya”
- Kamu nemu kalimat tentang ketakutan gagal → bisa jadi artikel “Kenapa Kita Takut Gagal dan Gimana Cara Menghadapinya”
Saya pribadi pernah menulis artikel yang terinspirasi dari:
- Buku “Diary Of CEO” : Pendapatan = Value : Income yang Kita Dapatkan Relevan dengan Value yang Kita Miliki. Tingkatkan Value Diri dengan Cara Ini!
- Buku “Atomic Habits” : Yuk, Membangun Kebiasaan Baik untuk Menghasilkan Perubahan Besar dalam Kehidupan
- Buku “Mindset” : Apa itu Mindset? Tentang Pola Pikir yang memengaruhi perubahan besar dalam Kehidupan
3. Browsing di Internet
Salah satu cara paling sederhana tapi sering ampuh buat nemuin ide konten adalah: browsing di internet.
Jujur aja, ini juga cara yang sering banget saya lakukan. Tapi lucunya, ide itu sering muncul bukan karena saya niat nyari ide, justru saat iseng scroll di waktu luang.
Niat awal cuma cari hiburan, baca-baca ringan, eh… malah ketemu topik menarik yang akhirnya jadi bahan tulisan di blog.
Nah, buat kamu yang suka bingung mau nulis apa, coba aja manfaatkan kebiasaan browsingmu jadi ladang inspirasi. Caranya?
- Buka blog orang lain. Lihat gaya penulisan mereka, topik apa yang mereka bahas, atau komentar-komentar pembacanya. Kadang dari situ muncul pertanyaan di kepala, dan itu bisa jadi artikel.
- Jelajahi Medium, Quora, Reddit, atau Pinterest. Banyak banget topik yang dibahas di platform-platform ini. Mulai dari kehidupan sehari-hari, karier, kesehatan mental, sampai hobi dan teknologi. Lihat apa yang sedang ramai dibicarakan, lalu pikirkan: apa aku pernah ngalamin hal serupa?
- Scroll Twitter atau Instagram Threads. Banyak orang yang membagikan opini-opini singkat yang menarik, yang bisa kamu kembangkan menjadi tulisan panjang. Misalnya, ada yang bahas soal burnout kerja — kamu bisa bahas versi kamu sendiri, berdasarkan pengalamanmu menghadapi kelelahan mental saat kerja dari rumah.
Yang penting: bukan menjiplak, tapi mengolah.
Kamu nggak perlu copy-paste idenya. Justru yang menarik adalah ketika kamu bisa mengambil sudut pandang baru, menambahkan pengalaman pribadi, atau membahas dari sisi yang berbeda. Misalnya, kalau orang lain bahas “cara produktif di pagi hari”, kamu bisa bahas “kenapa saya memilih untuk nggak produktif di pagi hari — dan tetap bahagia”.
Gunakan Tools Jika Perlu
Kalau kamu ingin lebih spesifik, kamu juga bisa gunakan tools seperti:
- Google Trends: lihat topik apa yang sedang banyak dicari
- AnswerThePublic: lihat pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan orang
- Ubersuggest atau SEMrush: cek topik populer dalam niche tertentu
4. Perhatikan Fenomena di Sekitar
Kadang, kita terlalu sibuk mencari ide dari luar sampai lupa bahwa sumber inspirasi paling dekat sebenarnya ada di sekitar kita sendiri. Coba deh sesekali berhenti sejenak, lalu perhatikan:
- Apa yang lagi ramai dibicarakan orang-orang?
- Kebiasaan apa yang mulai berubah di lingkungan sekitarmu?
- Apa yang terjadi di kantor, kampus, rumah, atau tempat nongkrongmu?
Fenomena kecil dalam kehidupan sehari-hari bisa jadi bahan tulisan yang sangat menarik, terutama kalau kamu bisa mengaitkannya dengan pengalaman pribadimu. Misalnya:
- Tren belanja online yang makin masif : kamu bisa bahas tentang pengalamanmu belanja online, suka-duka yang kamu alami, sampai tips aman belanja di e-commerce.
- Obrolan santai di warung kopi : kadang satu kalimat dari orang asing bisa jadi ide tulisan reflektif yang dalam.
- Perubahan gaya hidup setelah pandemi : kamu bisa tulis tentang bagaimana rutinitasmu berubah, dari bekerja di kantor jadi WFH, atau dari yang biasa nongkrong jadi lebih banyak waktu di rumah.
- Kebiasaan teman-teman kantor : apakah mereka juga struggle soal manajemen waktu? Atau justru kamu jadi belajar sesuatu yang baru dari mereka?
Saya pribadi sering banget mengangkat konten blog dari fenomena seperti ini. Contoh beberapa tulisan saya yang terinspirasi dari sekitar antara lain:
- Pesan Ibu Penjual Nasi Kaki Lima, Saya Disuruh untuk Menjalankan Ini?
- Beli Buku itu Investasi Masa Depan, Bukan cuman Pengeluaran!
- Ketika Menjadi Kepercayaan Bos, Bisa Menjadi Bumerang di Tempat Kerja
Fenomena seperti ini relatable banget, dan bisa membangun kedekatan emosional dengan pembaca karena mereka juga mungkin sedang mengalami hal yang sama. Apalagi kalau kamu menambahkan perspektif atau cerita pribadi—kontennya jadi lebih jujur dan berkesan.
Latih Kepekaan, Bukan Hanya Kepintaran
Menulis di blog pribadi itu bukan soal siapa paling pintar, tapi siapa paling peka dan jujur melihat hidup. Jadi mulai sekarang, biasakan untuk:
- Mendengar lebih dalam saat ngobrol dengan orang lain
- Mengamati lebih saksama saat berada di tempat umum
- Mencatat hal-hal kecil yang menurutmu unik, lucu, atau menyentuh
Kamu bisa catat di notes HP, jurnal harian, atau langsung simpan dalam draft blog. Percayalah, semakin kamu peka, semakin banyak ide yang bisa kamu tangkap.
5. Cerita atau Pengalaman Pribadi
Kalau kamu bingung mau nulis apa, coba mulai dari satu hal yang paling dekat: cerita dan pengalaman pribadimu sendiri.
Kenapa ini jadi cara yang paling mudah (dan paling jujur) untuk menemukan ide konten?
Karena setiap orang pasti punya cerita, dan nggak ada satu pun di dunia ini yang punya hidup sama persis sepertimu. Itu artinya: pengalamanmu adalah sesuatu yang unik, dan layak untuk dibagikan.
Kamu nggak harus nunggu momen dramatis atau pencapaian besar untuk menulis. Justru, hal-hal sederhana dalam hidup seringkali bisa terasa relate dan menyentuh buat orang lain. Misalnya:
- Cerita tentang kegagalanmu waktu wawancara kerja pertama kali
- Pengalaman traveling sendirian dan ketemu orang asing yang mengubah sudut pandangmu
- Kesalahan kecil yang bikin kamu belajar sesuatu yang penting
- Proses kamu bangkit dari rasa malas atau kehilangan arah
- Momen random yang akhirnya bikin kamu sadar arti ‘syukur’ dalam hidup
Saya sendiri sering banget menjadikan pengalaman pribadi sebagai bahan tulisan blog. Beberapa artikel yang pernah saya tulis antara lain:
- Saya Ditipu Orang!!! Inilah yang saya lakukan, Belajar untuk Menerima, Memaafkan & Melepaskan
- Pengalaman Mencicipi Marugame Udon Madiun, Mie Jepang yang Lagi Hits
- Pengalaman Belajar TOEFL di Kampung Inggris, Pare, Kediri
Dan jujur aja, tulisan-tulisan seperti ini justru banyak yang membaca. Kenapa?
Karena orang lebih terhubung dengan cerita nyata, bukan teori atau nasihat yang terdengar kaku. Ketika kamu membagikan kisahmu dengan jujur, kamu membuka ruang bagi orang lain untuk merasa nggak sendirian.
Nggak Harus Sempurna, yang Penting Otentik
Banyak orang ragu untuk menulis cerita pribadi karena merasa “nggak penting” atau “takut nggak menarik.” Padahal, tulisanmu bukan tentang siapa yang paling keren tapi siapa yang paling tulus bercerita.
Baca juga : Saya, Personal Blog (Pribadi) dan Big Dream!
Penutup: Menulis Itu Soal Konsistensi, Bukan Banyaknya Teknik
Sebenarnya, cara untuk menemukan ide konten di personal blog itu banyak banget. Tapi dalam artikel ini, saya sengaja hanya membagikan 5 tips sederhana saja.
Kenapa?
Karena kalau kamu benar-benar mau mempraktikkannya, lima cara tadi sudah lebih dari cukup untuk membantumu menemukan banyak ide tulisan. Nggak perlu muluk-muluk atau merasa harus tahu semua teknik menulis dulu cukup mulai dari yang paling dekat, paling jujur, dan paling kamu pahami.
Menulis di personal blog itu bebas.
Nggak ada editor yang akan menolak tulisanmu.
Nggak ada batasan harus pakai gaya bahasa tertentu atau harus mengikuti pakem media besar.
Di blog pribadi, kamu bisa jadi diri sendiri sepenuhnya—bahas apapun, dengan gaya apapun, dan tetap punya ruang untuk didengar.
Dan satu hal penting: Dengan terus menulis, kamu sedang membangun aset digital milikmu sendiri.
Setiap artikel yang kamu buat bisa menjadi jejak, portofolio, atau bahkan sumber dampak positif untuk orang lain. Mungkin sekarang blogmu belum ramai pembaca. Tapi siapa tahu, satu-dua tahun ke depan, tulisan-tulisan itu akan membantu seseorang, atau bahkan membuka peluang-peluang baru buat kamu.
Memang, di awal mungkin terasa berat. Bingung mau nulis apa, takut tulisannya jelek, atau malas karena belum terbiasa. Tapi percayalah, semua penulis hebat juga berawal dari paragraf-paragraf canggung dan ide-ide seadanya.
Kuncinya satu: konsistensi.
Menulis itu keterampilan. Semakin sering kamu latih, semakin tajam dan kuat skill-mu.
Pada akhirnya menulis di blog pribadi itu bukan soal kesempurnaan, tapi soal kejujuran dan konsistensi. Ide nggak selalu datang dari hal besar kadang dari hal-hal kecil yang kita alami sehari-hari justru lebih berharga dan relate buat pembaca.
Jadi, kalau kamu lagi stuck dan bingung mau nulis apa, coba deh pakai beberapa cara di atas. Siapa tahu, satu ide kecil bisa jadi tulisan yang bermakna besar.
Terima kasih sudah membaca sampai habis, semoa bermanfaat. Sukses untuk Anda semua dan see you on the top…