Ngopiku dengan Pak Rakano, “Mumpung Masih Mudah teruslah Berkarya”
“Assalamualikum Mas Wildan. Besok hari sabtu saya kemadiun ada urusan kontrak kerja, dan mau mengurus surat perijinan. kalau hari minggu kita ngopi gimana? Sambil rapat dikit, dan ngobrol santai.” Pesan yang masuk pada WhatsApp di Smartphone saya dari Pak Rakano, Rabu Malam Kamis, tepat jam 7 malam.
Beliau adalah seorang pebisnis, memiliki banyak bidang usaha mulai dari FNB, Properti, dan Tour And Travel. Saya kenal beliau waktu ikut semiar di Surabaya dulu. Tanpa di sengaja bisa bekerja sama dengan beliau membantu pemasaran melalui digital. Kebetulan beliau berkunjung di Madiun, ada keperluan untuk mengurus perijinan dan kotrak kerja sama dengan vendor kontraktor.
“Wallaikumsama Pak Rakano. Bisa Pak, kebetulan juga pas longgar. kita ketemuan jam berapa Pak Rakano?”
“Jam 2 sianglah biar agak redup sedikit. Mas Wildan ada rekomenasi tempat warung yang cocok mas?”
“hhmm.. kalau di ‘Ini Cafe’ gimana Pak Rakano, tepatnya di sekitaran jalan pahlawan madiun. Biar dekat dengan penginapannya Bapak.” sengaja saya samarkan nama cafenya, biar tidak dikira promosi, karena tidak ada biaya endors. hehe.
“Oke mas wildan. siap. jangan lupa jam 2 ya.”
“Siap pak rakano”. tak lupa saya kasih icon jempol.
Aku datang lebih dulu di ‘Ini Cafe’. Sengaja datang lebih awal jam 2 kurang 15 menit.
Saya pun duduk. Tak lama pelayan Cafe pundatang, seorang wanita cantik dengan pakaian seragam kerja, menghampiri saya, bertuliskan nama ‘Indah Adelia’. ”Mau Pesan apa mas?” Sambil memberikan selembar kertas yang berisi daftar menu, ada minuman, makanan camilan, dll.
”Hhmm.. Capucinno aja Mbak Indah satu. Sama cemilannya Tahu krispi dan Jamur ya mbak.”
”Baik, mas. Tunggu sebentar ya”.
“Oke Mbak Indah, terimakasih”.
Karena hari minggu jadi disini agak lumayan ramai lah. Anak mudah banyak yang hangout disini.
Saya melihat jam di layar smartphone menunjukan jam 2.30, Dalam batinku bertanya ”Kok Pak Rakano belum datang ya.”
Tak lama beliau pun WA.”Mas Wildan, mohon maaf ya. Sedikit telat, tadi mau berangkat ada Masalah” dengan menggunakan Icon sedihnya.
”Masalah? ada apa Pak Rakano?”. Seketika pikiran saya pun penuh banyak pertanyaan.
”Iya mas. Biasalah, anak minta jajan. Di tinggal tidak mau. Minta di kasih hadiah dulu. Hahahaha”.
Seketika itu saya langsung tepuk jidat. ”Aduh…”
”Pak, saya kira sampean itu ban mobilnya bocor, atau apalah. Ternayata soal Dek Karina minta jajan.”
Beliau pun mengirim icon stiker tertawa.”Hahahaha”. “Tenang mas wildan, bentar lagi saya berangkat kok”. Ya, begitulah beliau. Seorang pengusaha yang sukses, humble suka bercanda, tapi usil juga.
Pukul 3 pun beliau datang. Meskipun agak ngoyot juga, menunggu sampai 1 jam.
”Hallo Mas Wildan. Gimana kabarnya.? Makin ganteng aja kamu mas.” Dengan senyum agak ngeledek gitu.
‘‘Alhamdulillah kabarnya sangat baik, sangat sehat pak rakano. Pean ini muji-muji bisa aja pak. Rasanya tampangku gini-gini aja kok. Gak berubah jadi kayak Ariel. Hehehe”
”Ariel!!!, ngimpi banget kamu mas. Bener lo tambah ganteng kok, tapi sayang mas, masih sendirian melulu. Hahahaha. Truk aja gandengan mas, masak kamu kalah sama truk. Hahaha”
Jleb. Diam sesaat. ‘‘Saya kena lagi kena lagi. Mbok di carikan gitu lo pak, jangan pean buli terus saya ini. Apa ngak kasihan, udah sendirian tapi di buli melulu.”
”Hahaha.. Ya wes, nanti kalau ada yang cocok tak carikan Mas. Pokoke Seng tenang”.
”Gimana, gimana iklan saya kemarin selama 3 bulan Mas?”
Saya pun menjelaskan tentang progres pemasaran digital yang saya pegang, ini, itu dan lain sebagainya.
”Hmm.. gitu ya mas, terus kira-kira masukan dari mas wildan biar lebih optimal lagi gimana mas?”
”Sementar ini kan dalam iklan Google Ads aja pak. Sebenernya sudah optimal sih. Saran saya kalau bisa pakai SEO juga Pak Rakano. Supaya, lead prospek yang masuk lebih banyak. Selain itu kelebihan kalau pakai SEO trafiknya bisa long trem. Supaya Seach Engine Martingnya bisa lebih optimal. Tapi kalau SEO biayanya lebih mahal Pak.”
”Oh gitu, baik deh mas. Tapi untuk sementara ini pakai Google Ads itu Mas. Nanti next projek kita pakai SEO. Mau kan membatu saya.?”
”Siapgrak, Pak Rakano. hehehe”.
Disela sela obrolan kami yang serius kadang juga ada sendau guraunya beliau berpesan kepadaku.
”Mas, pean kan masih muda. Teruslah berkarya. Keahliannya sampean itu terus dikembangkan, jangan takut gagal, terus belajar. Wes pokoke los doll mas wildan. Tadi pagi saat saya baca berita ada sebuah riset penelitian yang menarik. ‘Rata-rata orang yang berumur di atas 40 – 50 tahun mereka menyesali waktu semasa hidupnya tidak berani dalam mengambil keputusan, dan tidak bertidak. Mereka sering bertanya Seandainya waktu muda dulu saya melakukan ini, mungkin tidak seperti ini. Mereka terlalu nyaman pada zona nyaman mereka sehingga lalai, tiba-tiba mereka sudah berumur tua’.”
Diam sesaat, dan melajutkan lagi. ”Saya pun juga begitu mas wildan, dulu waktu aku masih muda umuran mas wildan itu sering suka ngopi, bermain, kumpul dengan temen-temen, mohon maaf sampai pergaulan yang negatif. Kebetulan saya memang orang berada mas, jadi apapun yang saya mau pasti kesampaian. Pada umur ke 44 tahun, saya mengalami sebuah masalah yang besar membuat diri saya harus berubah pada saat itu. Saya pun terus berjuang memberikan terbaik untuk keluarga saya. Dan sampailah saya seperti saat ini mas. Kalau sejak masih muda dulu saya lebih berani untuk bertidak, tidak meluangkan waktu hanya untuk bersenang-senang, mungkin saya lebih baik dari hari ini mas. Bersenang-senang boleh mas wildan, penting ada takarannya.” Dengan sedikit tersenyum dan menatap wajah saya.
Seketika aku mendengar nasehat dari beliau terdiam sesaat, dan termengu mendengarnya. Cuman kepalaku yang saya anggukkan sambil berkata, “Enjeh pak. terimakasih sarannya sampean”.
Dalam hatiku berkata “terimakasih Ya Rab, hari ini aku belajar lagi dari orang terbaik. Seorang yang baru saya kenal, tapi memberikan sebuah saran yang sangat berarti untuk diriku dalam melangkah kedepan”.