web counters
Mencari Kembali Kata-Kata yang Hilang
Stories

Mencari Kembali Kata-Kata yang Hilang?

Selama hampir satu bulan belakangan, rasanya ada hilang dari diri saya: suara untuk menulis. Kepenulisan yang biasanya menjadi media saya bercerita dan berefleksi, tiba-tiba menyisakan keheningan. Ide-ide yang biasa mengalir justru terasa buntu, seakan enggan untuk dituangkan.

Penyebabnya mungkin klasik: kesibukan kerja dan urusan bisnis yang menyita perhatian. Karena, kondisi dunia usaha akhir-akhir ini juga tidak sedang baik-baik saja. Melemahnya daya beli dan berbagai gejolak sosial-ekonomi menjadi faktor penyebab lesunya ekonomi pada saat ini.

Saya pun turut merasakan dampaknya; hal ini memaksa saya untuk berpikir lebih keras mencari solusi terbaik di tengah situasi yang penuh tantangan.

Namun, di balik semua itu, ada alasan yang lebih mendasar: bacaan saya belakangan ini tidak lagi selaras dengan tema-tema yang saya sukai, seperti pengembangan diri, mindfulness, dan bisnis. Saya justru tenggelam dalam buku-buku investasi—sebuah dunia yang masih sangat baru dan awam bagi saya. Saya memaksakan diri belajar keras di sana, didorong oleh impian untuk mencapai kebebasan finansial di masa depan.

Momen vakum inilah yang justru saya jadikan sebagai titik tolak untuk memulai kembali. Saya berniat untuk kembali aktif menulis, mendokumentasikan setiap cerita, pembelajaran, dan pergulatan pikiran di blog pribadi ini. Tujuannya bukan sekadar menghasilkan tulisan, tetapi menciptakan aset berharga untuk pembelajaran saya di masa depan.

Di sisi lain, saat fakum saya merenung dan berfikir, untuk mencoba melakukan perubahan strategi dalam menulis konten. Dulu, saya menulis semau sendiri. Kini, saya berkeinginan untuk lebih peka terhadap kebutuhan pembaca. Namun, ternyata niat “berubah” itu justru menjerat saya dalam jerat perfeksionisme. Saya menjadi terlalu banyak berpikir dan khawatir tulisan tidak cukup baik, hingga akhirnya tidak satu pun kata yang berhasil saya hasilkan.

Pada akhirnya, saya menyadari bahwa saya harus kembali dan berkomitmen untuk menulis. Saya merasa bidang inilah yang membuat saya bisa benar-benar “hidup“.

Menulis adalah cara saya menyuarakan kebaikan, menyebarkan ide-ide yang mungkin saja mampu memberi dampak, sekecil apa pun, bagi dunia. Selain itu, dari sisi dalam, menulis adalah cara saya untuk menyelami diri. Sebuah medium untuk berdialog, bertanya, dan mencari jawaban atas pergolakan batin yang seringkali tak terucap. Proses merangkai kata demi kata itu sendiri adalah guru paling jujur yang mengajarkanku tentang hidup, pembelajaran, dan diriku sendiri.

Terima kasih kamu sudah membaca sampai habis. Semoga ada hal yang bisa kamu ambil, sukses untuk Anda semua dan see you on the top…

0Shares