web counters
Stories

Ngopi Kebangsaan bersama Pdt. Ir. Agus Susanto, M.Sc.

Malam ini saya berkesempatan menghadiri diskusi kebangsaan yang dipandu oleh Pdt. Agus Susanto, M. Sc., di Kedai Mucoffee. Tempat dimana saya ngopi sekligus bisa mendapatkan distribusi kognisi.

Topik yang dibahas sangat seru, mendalam, dan cukup berat. Sayangnya, karena saya tiba agak terlambat, sekitar pukul setengah sembilan, saya hanya bisa menyerap beberapa poin penting yang disampaikan beliau.

Jujur saja pengetahuan saya tentang politik dan sejarah Indonesia masih sangat awam. Saya pun sering duduk diam dan mendengarkan. Namun, diskusi ini benar-benar membuka mata saya tentang bagaimana seharusnya kita berpartisipasi dalam berbangsa dan bernegara. Khususnya dalam kaca mata geopolitik. 

Tadi malam, Pak Agus mambahas soal :

  • Kedaulatan wilayah Indonesia
  • Kedulatan udara
  • Sampai membahas sejarah peran KH Hasyim Asy’ari, yang sangat berpengaruh terhadap kemerdekaan bangsa Indonesia.

Sebenarnya banyak sih yang di bahas, yang bisa saya catat cuman itu saja. Maklum datangnya telat. hehe

Salah satu poin kunci yang saya tangkap, dan selalu mengedap di kepala saya adalah bahwa menyuarakan aspirasi tidak boleh sekadar koar-koar atau demonstrasi tanpa substansi.

Aksi tersebut harus diimbangi dengan kapasitas dan kualitas keilmuan yang mumpuni. Kritik yang membangun haruslah lahir dari pengetahuan dan kebijaksanaan yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan hanya emosi semata.

Saya melihat pada demonstrasi yang terjadi beberapa waktu lalu, yang membuat saya miris. Banyak dari para pengunjuk rasa yang terhasut hingga merusak fasilitas umum. Seharusnya, sebagai warga negara yang baik, kita menyampaikan aspirasi dengan cara yang baik dan tertib, bukan dengan cara yang merugikan banyak pihak.

Poin lain yang sangat menyita perhatian saya adalah sebuah berita dari The New York Times yang diangkat dalam diskusi. Media ternama AS itu memberitakan bahwa Indonesia sudah mampu bersaing di kancah global. Namun, di balik headline tersebut, tersimpan sebuah pelajaran penting dari kebangkrutan Sritex, perusahaan tekstil terbesar di Indonesia.

 source : The New York Times

Runtuhnya Sritex bukan sekadar persoalan tutupnya pabrik dan pemecatan massal karyawan. Lebih dari itu, ini adalah persoalan kedaulatan ekonomi bangsa. Perusahaan nasional ternyata kalah bersaing dengan produk impor dari Tiongkok yang menawarkan harga lebih murah dengan kualitas yang tidak kalah.

Kejatuhan raksasa tekstil ini membuat saya merenung bahwa persoalan ini melampaui sektor bisnis semata. Ini adalah tentang kemandirian bangsa dalam memenuhi kebutuhan dalam negerinya sendiri, tanpa bergantung pada negara lain.

Bayangkan jika hal serupa terjadi di sektor-sektor strategis lainnya, seperti teknologi, pertanian, atau peternakan. Tanpa kesadaran kolektif untuk membangun kemandirian, Indonesia akan terus bergantung pada impor. Ketergantungan yang berlebihan ini pada akhirnya akan mengikis kedaulatan negara kita sendiri.

Dalam diskusi malam ini juga menekankan bahwa pentingnya adanya aktivitas diskusi seperti ini—berkumpul sambil ngopi dan membincangkan isu-isu strategis bangsa. Forum diskusi dengan skala kecil seperti ini dapat menjadi media untuk membuka wawasan masyarakat, khususnya generasi muda, tentang cara berkontribusi nyata bagi bangsa dan negara.

Saya sangat mendukung dengan pendapat tersebut. Kenyataannya, tingkat literasi dan pendidikan di Indonesia masih menjadi tantangan serius. Sebagian besar dari kita masih minim dalam hal membaca dan mendalami ilmu pengetahuan. Data dari OECD (Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi) pada 2023/2024 memperkuat hal ini, menunjukkan bahwa jumlah lulusan perguruan tinggi di Indonesia hanya sekitar 10,2% dari total penduduk, menempati peringkat kedua terendah di dunia.

Padahal, untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas, fondasi utamanya bukan hanya pertumbuhan ekonomi semata. Kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, kompeten, dan berpengetahuan luas justru merupakan faktor penggerak yang paling krusial.

Yah, kira-kira hasil diskusi dan ngopi tadi malam saya rangkum dalam bentuk tulisan seperti itu sih temen-temen. Semoga ada hal bermanfaat yang bisa kamu ambil.

Terima kasih sudah membaca sampai habis, sukses untuk Anda semua dan see you on the top…

0Shares