#29 : Menjadi Konten Kreator Writer!
Salah satu hal yang saya sukai dari menjadi seorang konten kreator writer adalah fleksibilitasnya. Saya bisa bekerja di mana saja, kapan saja, hanya dengan alat yang sangat sederhana. Karena itulah, saya lebih aktif di personal blog dibandingkan media sosial lainnya.
Sebagai konten kreator writer, saya hanya membutuhkan smartphone dan aplikasi catatan. Aplikasi ini sangat ringan, berbeda dengan aplikasi edit foto atau video yang sering kali memerlukan perangkat lebih canggih atau bahkan berlangganan premium. Dengan modal yang ringan dan praktis, saya bisa membuat konten kapan dan dimana saja. Contohnya, seperti saat ini—saya menulis konten sambil bersepeda di tengah sawah.
Karena ide konten ini muncul secara tiba-tiba saya memilih berhenti sejenak, mengentikan sepedah sejenak, dan mulai menulis kata demi kata melalui aplikasi catatan. Hal ini saya lakukan supaya ide konten ini tidak hilang begitu saja.
Meskipun memiliki fleksibilitas dalam menciptakan tulisan, menjadi konten kreator writer memang tidak sepopuler platform seperti YouTube, TikTok, atau Instagram. Banyak orang menganggap menulis itu sulit, terutama jika belum terbiasa. Mereka sering bingung harus menulis apa, karena menulis membutuhkan konsentrasi, fokus, dan kejelian untuk menyusun kata demi kata dengan baik.
Selain itu, tantangan lainnya adalah audiens yang gemar membaca tidak sebanyak, orang yang menikmati konten video atau visual. Tidak heran, platform seperti TikTok, YouTube, Instagram, dan Facebook kini lebih fokus pada konten berbasis video. Ini sesuai dengan preferensi kebanyakan orang yang merasa lebih mudah mencerna informasi dari konten visual ketimbang tulisan.
Namun, meskipun pembaca tulisan lebih sedikit, mereka tetap ada dan akan terus ada. Bahkan di tengah kemajuan teknologi, buku fisik masih bertahan dan tetap dicari hingga sekarang. Ini menunjukkan bahwa ada segmen audiens khusus yang memiliki hobi dalam membaca, meskipun tidak sebanyak penikmat konten visual.
Yang menarik, audiens yang gemar membaca cenderung memiliki karakteristik yang unik. Mereka biasanya memiliki wawasan yang lebih luas, cara berpikir yang lebih kritis, dan kemampuan analisis yang mendalam. Jadi, meskipun menjadi konten kreator penulis mungkin tidak “viral” seperti pembuat konten video, keberadaan tulisan tetap penting karena mampu menarik audiens dengan kualitas yang berbeda.
Terkait Orang yang Membaca Konten
Mungkin kamu akan berfikir seperti ini, “Katamu tadi audiensnya sedikit, jadi siapa yang akan membaca kontenmu, Wil?”
Memang benar, tingkat literasi baca di Indonesia masih rendah, sehingga mencari pembaca membutuhkan usaha lebih, dibandingkan membuat konten di platform seperti TikTok atau YouTube. Namun, itu bukan berarti hal yang menghambat.
Salah satu cara saya menjangkau pembaca adalah dengan membagikan tulisanku di media sosial. Setiap kali saya punya konten baru, saya share ke stories whatsapp atau facebook. Meskipun tidak semua membaca, saya menyakini sekali dari 100 kontak pertemanan, ada sektar 10-15 orang yang bakal berminat dengan konten yang saya share.
Kok, dikit banget wil?
Kalau caranya begitu kapan viralnya, konten yang kita buat?
Saya punya mindset sederhana: tujuan utama saya dalam membuat konten bukanlah untuk mengejar keviralan, melainkan untuk memberikan kebermanfaatan. Saya selalu berusaha untuk memberikan value yang tinggi dari setiap konten yang saya buat. Kualitas konten adalah prioritas utama saya, dan ini selalu saya jaga, harapan saya setelah orang membaca, mereka mendapatkan perubahan hidup menuju arah yang lebih baik.
Saya beranggapan bahwa, jika ada satu orang saja yang membaca tulisanku, itu sudah luar biasa banget. Artinya, konten saya berhasil memberikan manfaat—entah itu hiburan, informasi, atau wawasan baru. Satu pembaca menurut saya sudah banyak sekali.
Saya percaya bahwa, jika seseorang merasa mendapatkan manfaat dari tulisan saya, mereka akan merekomendasikan atau membagikannya kepada orang lain. Secara perlahan akan menarik pembaca lainnya seiring berjalannya waktu. Hal ini sudah saya rasakan, setiap konten yang saya bikin di personal blog ini, nggak ada tuh yang viewnya 0, malah terus bertambah.
Prinsip saya sederhana: konten yang berkualitas akan selalu menemukan jalannya. Hukum alam menunjukkan bahwa sesuatu yang benar-benar bermanfaat pada akhirnya akan dicari dan dihargai. Karena itu, fokus utama saya adalah terus konsisten menciptakan karya terbaik. Satu pembaca hari ini bisa menjadi awal dari ribuan pembaca di masa depan.
Apakah menjadi konten kreator writer bisa ngasilin uang wil?
Kalau diatas saya membahas soal fundamental menjadi seorang konten kreator writer, sekarang saya akan mengulas tentang cara menghasilkan uang dengan tulisan. Pada dasarnya semua lini / bidang kalau kita tekuni dengan baik bakal menghasilkan uang. Contoh aja, pemulung meskipun mengumpulkan sampah aja, kalau di seriusin juga bisa menghasilkan uang.
Tak ada bedanya dengan menjadi seorang konten kreator writer. Untuk menghasilkan uang caranya banyak sekali, dan ini sudah saya bahas di konten-konten saya sebelumnya. Kamu bisa baca disini :
- #26 : Cara Saya Dapat Rp1 Juta Pertama dari Blog Lewat Jasa Content Placement
- 9 Profesi Penulis yang Menjanjikan Banget
- Cara Menghasilkan Uang dari Blog dengan Jualan E-Book
Saya sendiri sudah merasakan bagaimana bisa menghasilkan uang lewat tulisan, baik jualan ebook, jasa content placement, maupun menjadi freelancer writer.
Hal yang utama bukan bagaimana cara mendapatkan uang? namun, saya lebih fokus pada value dan manfaat yang saya berikan kepada setiap orang. Dengan fokus pada hal tersebut, saya menyakini sekali uang bisa datang dengan sendirinya.
Meningkatkan Literasi Baca di Indonesia
Tujuan saya lebih fokus membuat konten tulisan adalah, untuk meningkatkan literasi baca di Indonesia. Pasalnya, Indonesia menghadapi tantangan serius dalam hal literasi baca. Data dari berbagai survei yang saya baca menunjukkan bahwa tingkat minat baca di negeri ini masih tergolong rendah.
Di tengah dominasi konten visual seperti video TikTok, Instagram Reels, atau YouTube Shorts, kegiatan membaca sering kali terabaikan. Namun, bukan berarti kondisi ini tidak bisa diubah. Salah satu cara yang bisa saya lakukan untuk meningkatkan literasi baca adalah dengan menjadi konten kreator writer—pencipta konten berbasis tulisan yang memberikan nilai tambah.
Bagaimana generasi bangsa kedepan sering di asuh oleh sosial media? bukan lagi buku dan bacaan yang berkualitas?
Memang, meningkatkan literasi baca bukanlah tugas yang selesai dalam semalam, tetapi saya berharap dari langkah kecil ini bisa memberikan dampak positif. Dengan semakin banyaknya konten berkualitas yang tersedia, aku yakin masyarakat akan memiliki lebih banyak alasan untuk mulai membaca. Lambat laun, kebiasaan ini bisa membentuk budaya literasi yang lebih baik di Indonesia.
Menjadi konten kreator writer bukan sekadar profesi, melainkan kontribusi nyata untuk perubahan. Dengan menyebarkan tulisan yang berkualitas, akan membantu menginspirasi lebih banyak orang untuk membaca dan membuka jalan menuju masyarakat yang lebih cerdas, kritis, dan kreatif.
Apakah kamu mau juga untuk menjadi konten kreator writer?
Bagi kamu yang ingin mengikuti konten cerita saya setiap hari, silahkan klik tombol lonceng pojok kiri bawah. Kamu akan mendapatkan notifikasi langsung melalui HPmu. Dan bila, kamu merasa konten saya ini bermanfaat, bisa kamu share ke temenmu lewat sosial media ya. Thanks!
Terima kasih sudah membaca sampai habis. Sukses untuk Anda semua dan see you on the top…