web counters
Semuanya, Nggak Harus Selesai Hari Ini
Self Awareness, Self Improvement

Semuanya, Nggak Harus Selesai Hari Ini!

“Alon-alon seng penteng Kelakon (pelan-pelan tapi pasti),
Gliyak-gliyak seng penteng Kecandak (hati-hati yang penting kepegang/dilakukan),
Gremet-grement seng penteng Selamet (merangkak dikit-dikit yang penting selamat)”
. – Filosofi Jawa

Pernah nggak, kamu merasa dimana dalam satu hari, sudah ngerjain banyak hal, tetapi rasanya pekerjaan nggak kelar-kelar. Satu pekerjaan sudah selesai, eh muncul lagi-lagi dan lagi. Atau kamu merasa semua hal harus segera selesai, secepat mungkin, tanpa ada waktu untuk berhenti sejenak? Seolah dunia berlari cepat, dan kamu harus ikut berlari tanpa istirahat.

Ujung-ujungnya membuat kita stress, dan banyak beban pikiran. Perasaan merasa bersalah, karena dalam satu hari pekerjaan yang sudah kita rencanakan nggak kelar-kelar.

Padahal, kalau kamu menyadari bahwa nggak semuanya harus selesai hari ini. Kadang, menunda dengan bijak juga perlu, ini bukan berarti kamu malas, tapi memberi dirimu ruang untuk bernapas.

Memang menjadi manusia yang produktif itu bagus, dimana bisa mengerjakan banyak hal. Tetapi, nggak berlebihan juga dong.

Kita hidup di zaman yang penuh dengan kecepatan, pesan sosial media masuk tiap menit, notifikasi handphone nggak ada habisnya, dan pekerjaan yang seolah menumpuk tanpa henti. Semua ini bikin kita merasa wajib menyelesaikan segalanya dalam waktu yang singkat, bahkan di luar batas kemampuan diri.

Kita sering lupa, bahwa menyelesaikan sesuatu dengan terburu-buru malah bisa bikin hasilnya kurang maksimal. Pikiran yang lelah akan susah berpikir jernih, dan tubuh yang terus dipaksa bekerja tanpa istirahat, cepat atau lambat akan merespon dengan cara yang tidak kita inginkan.

Produktif bukan berarti harus selalu sibuk. Produkti tentang memilih pekerjaan mana yang paling penting dan butuh perhatian lebih dulu. Dengan begitu, kamu nggak terjebak dalam perasaan panik karena semua hal harus dilakukan dalam satu waktu.

Seseorang yang bijaksana akan menjalani kehidupannya dengan se-efektif dan se-efisien mungkin. Hal-hal yang dikerjakannya namun nggak berdampak dan mendapatkan hasil, akan di tinggalkan. Mereka fokus kepada pekerjaan yang begitu berdampak di kehidupannya.

Butanya kita dalam menyusun prioritas dan skala prioritas di kehidupan, akan berdampak pada penyesalan yang nggak berujung. Hal ini bisa membuat emosional kita menjadi kurang stabil, bisa juga sampai marah-marah karena penyesalan yang begitu dalam. Membuat prioritas adalah kunci untuk menjalani hidup dengan lebih seimbang.

Kalau kita bisa menyadari, bahwa nggak harus kita cepat-cepat untuk sampai di garis finis, artinya nggak ada yang menyuruh kita untuk sukses lebih cepat atau kaya lebih cepat. Kalau, kita bisa sedikit melambat dan bersabar, kita bisa lebih menikmati proses yang ada.

Ingat, kamu berhak juga untuk istirahat. Memberi jeda di antara pekerjaan adalah bentuk self-care yang sering kita abaikan. Waktu istirahat bukanlah waktu yang terbuang sia-sia. Justru, itu adalah investasi untuk menjaga tubuh dan pikiran tetap sehat.

Jadi, kalau hari ini ada tugas yang nggak selesai, jangan panik. Segala sesuatu butuh waktu, dan nggak semua harus selesai sekarang juga. Jalani hari dengan tenang, atur tempo sesuai kemampuanmu, dan percaya bahwa semua akan selesai pada waktunya.

Menikmati setiap Moment Tanpa Menyibukkan Diri

Kita sebenarnya sadar bahwa hidup di dunia hanyalah sementara. Tidak ada yang abadi selain Sang Pencipta. Itu berarti, apa yang kita miliki kapan saja bisa pergi. Baik itu orang-orang yang kita cintai, pekerjaan, harta, semua hal yang kita anggap penting di suatu titik bakal kita tinggalkan.

Nyatanya, meskipun kita menyadari itu semua, kita seakan buta esensi kehidupan kita sebenarnya. Karena terlalu menyibukkan diri, hingga kita tidak punya waktu untuk diri sendiri dan lebih menikmati kehidupan. Waktu 24 jam terasa begitu singkat, karena kita terlalu sering menjejali hari dengan aktivitas-aktivitas berat.

Cobalah sejenak, kita pikirkan ulang, benarkah ini gaya hidup yang kita inginkan?
Kita hanya memilih dan membiarkan diri tenggelam dalam kesibukan duniawi hingga tanpa terasa tiba-tiba menua begitu saja?

Tanpa kita sadari hal-hal berharga kita lewatkan ketika terlalu sibuk mengejar ambisi. Kita melewatkan momen-momen berharga bersama keluarga, kerabat atau sahabat. Kita melewatkan masa muda yang tidak terulang lagi. Kita mengabaikan kebahagiaan dan kesehatan. Hingga pada akhirnya kitalah yang menjadi perampok waktu bagi diri sendiri.

Kita perlu rehat sejenak untuk merenungkan kembali apa yang sebenarnya kita butuhkan dalam hidup. Benarkah kita perlu menghabiskan seluruh usia untuk mengejar ambisi yang sejatinya tidak pernah ada habisnya?

Rehatlah sejenak, sadarilah bahwa kita bisa tidak merasa kehilangan. Nyatanya, Sibuk adalah tentang pilihan.

Menunda dengan bijak, bukan berarti kamu malas, tapi memberi dirimu ruang sejenak untuk bernapas.

Kadang, yang perlu kita selesaikan bukanlah daftar tugas, melainkan cara kita memandang waktu dan diri sendiri. Bukannya lebih baik bekerja dengan penuh energi dan semangat besok? daripada terus-menerus memaksa diri hingga akhirnya kelelahan?

Hari ini, nggak apa-apa untuk sejenak kita menunda beberapa hal. Masih ada besok dan hari baru dengan semangat yang baru. Jadi, santai aja, nggak semuanya harus selesai hari ini juga.

Terima kasih sudah membaca sampai habis, semoga bisa membuatmu sejenak untuk rehat. Sukses untuk Anda semua dan see you on the top…

Catatan

  • Menyelesaikan sesuatu dengan buru-buru membuat hasil menjadi kurang maksimal.
  • Produktif bukan berarti harus selalu sibuk. Produktif tentang memilih pekerjaan yang paling penting dan butuh perhatian lebih dulu.
  • Buta dalam menyusun prioritas dan skala prioritas, akan berdampak pada penyesalan yang nggak berujung.
  • Membuat prioritas adalah kunci untuk menjalani hidup dengan lebih seimbang.
  • Waktu istirahat bukanlah waktu yang terbuang sia-sia. Justru, itu adalah investasi untuk menjaga tubuh dan pikiran tetap sehat.
  • Menunda dengan bijak, bukan berarti malas, tapi memberi diri ruang sejenak untuk bernapas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *