web counters
Mengapa Keuangan Tidak di Ajarkan, di Dunia Pendidikan
Finance

Mengapa Keuangan Tidak di Ajarkan, di Dunia Pendidikan?

Sejak kecil, kita diajari banyak hal di sekolah: berhitung, membaca puisi, menggambar gunung dua dengan matahari di tengahnya. Kita diajari PPKN, IPA, IPS, bahkan disuruh hafal nama-nama menteri. Tapi satu hal yang jarang—atau bahkan hampir tidak pernah—diajarkan secara serius adalah: bagaimana cara memahami dan mengelola uang?

Saya masih ingat dari TK sampai kuliah, tak satu pun pelajaran yang benar-benar mengajarkan tentang uang. Tentang bagaimana cara mengaturnya, mengalirkannya, mengembangkannya, atau bahkan mencintainya secara sehat.

Padahal, setelah lulus, dunia nyata menampar kita dengan kenyataan: hidup ini sangat dekat, bahkan lengket, dengan yang namanya uang. Mau makan, butuh uang. Mau tinggal nyaman, butuh uang. Mau menikah, sekolahin anak, bahkan berobat saat sakit pun, semua butuh uang.

Ironisnya, institusi pendidikan seolah memandang uang sebagai hal remeh. Seolah bukan bagian dari hidup yang perlu diajarkan sejak dini. Kenapa bisa begitu?

Mungkin kamu pernah dengar nasihat ini dari orang tua:

“Nak, sekolah yang tinggi biar nanti dapat pekerjaan yang bagus.”

Kedengarannya baik, bahkan sangat masuk akal. Tapi, ada asumsi besar yang tertanam dalam kalimat itu: bahwa satu-satunya cara untuk hidup layak adalah jadi pekerja dan menggantungkan hidup pada gaji.

Kita tidak disiapkan untuk menciptakan peluang, apalagi menciptakan sistem yang bisa menghasilkan uang tanpa harus selalu menukar tenaga dan waktu.

Jadi wajar kalau setelah lulus, banyak dari kita bingung saat menghadapi dunia kerja. Kita pandai menghitung luas bangun datar, tapi gagap saat harus menghitung cash flow. Kita bisa hafal teori ekonomi klasik, tapi tak tahu cara mengelola keuangan pribadi. Kita pintar membuat CV, tapi tidak tahu bagaimana mengatur gaji pertama agar tidak habis di minggu kedua.

Baca juga Uang, Lebih dari Sekadar Alat Tukar!

Uang, Sesuatu yang Kotor Menjadi Tujuan Hidup?

Waktu kecil, kita sering dengar orang tua berkata,

“Jangan mainin uang, nak. Itu kotor!”

Kalimat sederhana, tapi efeknya dalam. Tanpa sadar, kita tumbuh dengan keyakinan bawah sadar bahwa uang itu sesuatu yang “tidak baik”. Namun, anehnya, kita justru hidup mengejar-ngejar hal yang “tidak baik” itu setiap hari.

Kita bekerja keras, banting tulang, rela lembur, mengorbankan waktu bersama keluarga, bahkan kesehatan… demi uang. Uang yang katanya “kotor” itu.

Jadi, ada yang salah dengan sistem ini. Dengan cara kita melihat uang. Karena ketika kita memandang uang sebagai sesuatu yang remeh, tabu, atau bahkan buruk, kita cenderung menolaknya, secara mental. Dan uang pun jadi susah datang mendekat.

Beberapa tahun belakangan ini, saya mulai mengubah cara pandang saya soal uang. Awalnya, saya juga melihat uang hanya sebagai alat tukar: nominal untuk beli ini-itu.

Tapi makin ke sini, saya sadar uang itu jauh lebih dari sekadar kertas bernilai.

Saya mulai membaca buku-buku keuangan, salah satunya yang sangat membuka pikiran adalah karya Robert T. Kiyosaki:

“Orang kaya tidak bekerja untuk uang. Mereka membuat uang bekerja untuk mereka.”

Boom.

Ini benar-benar bertolak belakang dengan ajaran lama yang saya yakini sejak kecil. Bahwa satu-satunya cara mendapatkan uang adalah bekerja keras setiap hari. Ternyata tidak. Ada cara lain: bekerja cerdas, mengatur arus uang, membangun sistem.

Uang, kalau kita pahami cara kerjanya, bisa kita kendalikan. Dan kalau sudah bisa mengendalikannya, uang bisa jadi alat bantu luar biasa untuk hidup tenang. Bukan sebaliknya.

Bayangkan kalau kita sudah sampai di titik di mana uang bukan lagi jadi beban hidup, tapi jadi alat bantu.

Kita bisa bekerja karena ingin, bukan karena harus. Kita bisa liburan tanpa rasa bersalah. Kita bisa bantu orang tua, berbagi ke sesama, dan hidup tanpa tekanan finansial yang terus menghantui.

Inilah kenapa saya percaya, pelajaran tentang uang seharusnya jadi salah satu pelajaran utama dalam hidup. Sayangnya, sekolah mungkin belum bisa mengajarkannya. Tapi bukan berarti kita tidak bisa belajar sendiri.

Karena semakin cepat kita memahami cara kerja uang, semakin cepat pula kita bisa mengambil alih kendali hidup kita sendiri.

Baca juga Menabung itu adalah Pecundang! Tidak bikin Makin Kaya, Malah Jadi Sengsara!

Penutup: Uang Bukan Segalanya, Tapi Tanpa Uang… Ya Susah Juga!

Saya tidak bilang uang segalanya. Tapi, hidup tanpa pemahaman yang sehat soal uang hanya akan membuat kita terjebak dalam lingkaran kerja-untuk-makan-untuk-bayar-tagihan.

Dan terus begitu.

Saat kita sadar bahwa uang bukan musuh, bukan hal tabu, dan bukan sesuatu yang harus dikejar mati-matian, maka kita akan mulai bisa mengendalikannya. Dan dari situlah kehidupan yang lebih bebas bisa dimulai.

Terima kasih sudah membaca sampai habis, sukses untuk Anda semua dan see you on the top…

0Shares