Menabung itu adalah Pecundang! Tidak bikin Makin Kaya, Malah Jadi Sengsara!
Ada satu pernyataan dari Robert T. Kiyosaki yang terus terngiang di kepala saya:
“Dulu menabung adalah Pemenang, sekarang penabung adalah pecundang.”
Pernyataan ini mungkin terdengar ekstrem bagi sebagian orang. Tapi kalau kita mau jujur melihat realita hari ini, apa yang dikatakan Kiyosaki ada benarnya.
Dulu Menabung Bisa Bikin Kaya
Orang tua kita selalu menasihati, “Nak, sisihkan uangmu. Menabunglah sedikit demi sedikit, nanti lama-lama menjadi bukit.”
Dan memang, pada masanya, nasihat itu sangat relevan.
Di era 1970-an ke bawah, nilai uang masih stabil. Suku bunga tabungan relatif tinggi, sementara inflasi belum sebrutal sekarang. Orang yang rajin menabung di bank bisa mengandalkan bunga sebagai tambahan kekayaan. Simpan uang 10 juta rupiah, dan itu bisa cukup untuk kebutuhan hidup selama satu tahun.
Sederhananya:
Menabung = Aman + Untung + Tenang
Tapi Sekarang, Keadaan Sudah Jauh Berbeda
Zaman berubah. Ekonomi global makin kompleks. Inflasi terjadi setiap tahun, bahkan kadang tanpa kita sadari. Nilai mata uang pelan-pelan terus menurun.
Apa artinya?
Artinya, uang Rp10.000.000 yang kita simpan hari ini tidak akan punya daya beli yang sama di tahun depan. Dan bukan cuma itu, bunga tabungan di bank sekarang sangat kecil, bahkan bisa kalah jauh dibanding biaya administrasi dan potongan pajak. Menabung di bank tidak lagi memberi imbal hasil, justru malah terkikis nilainya.
Sebagai gambaran:
Dulu uang Rp10 juta bisa dipakai untuk hidup satu tahun penuh. Sekarang, jumlah yang sama belum tentu cukup untuk bertahan dua bulan, apalagi di kota besar.
Inflasi Adalah Pencuri Diam-diam
Inflasi tidak datang dengan suara keras, tapi dampaknya sangat nyata. Harga kebutuhan pokok naik pelan-pelan. Biaya pendidikan, kesehatan, transportasi, semuanya naik tiap tahun. Tapi apakah nilai tabungan kita ikut naik? Sayangnya tidak.
Inilah kenapa menabung bukan lagi strategi keuangan yang ideal.
Kalau kita masih berpikir bahwa menyimpan uang saja sudah cukup untuk masa depan, maka kita sedang membangun harapan di atas pondasi yang goyah.
Lalu, Apa Solusinya?
Solusinya bukan berhenti menabung sepenuhnya, tapi mengubah cara kita mengelola keuangan. Kita harus beralih dari saving mindset ke investing mindset.
Beberapa langkah yang bisa kita pertimbangkan:
1. Bangun Dana Darurat (dengan menabung seperlunya)
Dana darurat tetap penting, tapi cukupkan untuk 3–6 bulan pengeluaran. Jangan simpan semuanya di tabungan.
2. Lawan Inflasi dengan Investasi
Cari instrumen investasi yang bisa mengalahkan inflasi: seperti reksa dana, saham, emas, properti, atau bahkan bisnis yang produktif.
3. Belajar Diversifikasi
Jangan letakkan semua uang di satu keranjang. Sebar aset ke berbagai instrumen yang sesuai dengan profil risiko kita.
4. Perbarui Ilmu Keuangan Secara Berkala
Kita hidup di zaman informasi. Gunakan akses ini untuk belajar, upgrade pengetahuan finansial, dan ambil keputusan lebih cerdas.
Kesimpulan
Menabung itu bukan tindakan yang salah. Tapi di era sekarang, menabung saja tidak cukup. Kalau ingin masa depan yang lebih aman secara finansial, kita harus membuat uang kita bekerja, bukan hanya diam manis di rekening.
Terima kasih sudah membaca sampai habis, sukses untuk Anda semua, dan see you on the top…