web counters
Stories

Apa yang Menjadi Alat Tawarmu? untuk Melamar Pekerjaan!

Kali ini saya ingin sedikit cerita. Beberapa minggu lalu, saya sempat ngobrol dengan teman lama. Percakapannya kurang lebih seperti ini:

“Wil, info loker dong?”
“Peh, Bos. Aku kan bukan pemilik pabrik, kok tanya loker ke aku. Wkwkwk. Emangnya nyari di Madiun atau Ponorogo nggak ada?”
“Susah, Gung. Ada lowongan nggak di tempatmu?”
“Nggak ada, Bos. Memangnya pengin kerja di bagian apa?”
“Apa aja Wil, yang penting kerja!”

Sekilas, percakapan ini tampak biasa saja. Bahkan terkesan lucu karena dibungkus dengan candaan. Tapi kalau kita tarik benang merahnya lebih dalam, ada sesuatu yang nggak beres di situ. Dan bikin saya mikir, “kok mau nyari kerja gini sih?”.

Sebenarnya, nggak ada yang salah dengan semangat ingin kerja. Tapi saat seseorang sudah siap bekerja tanpa tahu ingin bekerja sebagai apa, itu justru bisa jadi awal dari banyak kebingungan di kemudian hari. Dan kemungkin diterima kerja pun bakal susah kalau tidak punya tujuan yang jelas.

Jujur saja, saya sendiri sampai detik ini belum pernah melawar pekerjaan. Karena sejak habis kuliah, saya belajar membangun bisnis. Tapi, saya sebagai pemilik usaha kalau ada yang lamar pekerjaan dengan tujuan yang belum jelas, pasti saya tolak. Karena bakal susah, merekut team dengan hard skill atau soft skill yang belum tahu apa yang bakal dia kerjakan.

Nah, sekarang saya ajak, melihat dari sudut pandang seorang HRD atau perusahaan. Mereka itu pasti mencari orang yang:

  • Tahu apa yang ingin dia kerjakan
  • Memiliki keahlian atau minimal minat yang relevan
  • Punya tujuan karier (meskipun belum detail, tapi tahu arahnya)

Bayangkan kalau kamu interview oleh HRD dan ditanya seperti ini:

“Kenapa kamu mau bekerja di posisi ini?”
Lalu kamu jawab:
“Apa aja Pak/Bu, yang penting kerja.”

Jawaban seperti ini bisa jadi alarm merah bagi pewawancara. Karena kesannya kamu belum siap secara mental dan profesional untuk menjalani pekerjaan tersebut. Kira-kira menurutmu bakal diterima nggak?

Kita semua tahu, kondisi ekonomi sekarang ini lagi nggak mudah. Banyak perusahaan melakukan PHK demi efisiensi. Persaingan cari kerja juga makin ketat. Bahkan orang dengan gelar sarjana pun banyak yang akhirnya banting setir ke pekerjaan lain yang jauh dari bidang kuliahnya.

Saya pribadi sangat paham dan ikut prihatin. Tapi justru di situ kita harus makin pintar menyusun strategi.

Kalau kamu kerja tidak punya tujuan dan value lebih, cuman “asal kerja” demi cepat dapat penghasilan, bisa-bisa kamu:

  • Masuk kerja → nggak nyaman → resign
  • Ganti kerja baru → nggak cocok lagi → keluar lagi
  • Dan siklus ini terus terulang

Akhirnya, kamu tidak punya rekam jejak karier yang kuat. Dan yang lebih berbahaya, kamu jadi nggak tahu siapa dirimu dan potensi apa yang bisa dikembangkan.

Dari cerita ngobrol sama dengan temen saya tersebut. Kita bisa mengambil pelajaran, bahwa dari pada asal melamar kerja ke mana-mana, lebih baik ambil waktu sejenak untuk “berhenti dan berpikir.” Tanyakan pada dirimu:

Apa Kelebihanmu?

Coba buat daftar:

  • Apakah kamu pandai berkomunikasi?
  • Bisa desain grafis?
  • Bisa menulis?
  • Punya pengalaman organisasi?
  • Jago jualan?

Pekerjaan Seperti Apa yang Cocok Buatmu?

Setelah tahu kelebihanmu, pikirkan:

  • Bidang apa yang relevan?
  • Posisi seperti apa yang cocok?
  • Apakah kamu lebih nyaman kerja lapangan, atau kerja di balik meja?

Bangun “Alat Tawar” Sebelum Melamar

Alat tawar inilah yang jadi modal kamu saat masuk ke dunia kerja. Bisa berupa:

  • CV yang menarik
  • Portofolio
  • Sertifikat pelatihan
  • Pengalaman volunteer atau freelance

Tanpa itu semua, kamu hanya akan terlihat sebagai “orang butuh kerja”, bukan “orang yang siap kerja”.

Kerja Itu Penting, Tapi Jangan Asal

Bekerja itu memang penting, terutama dalam kondisi ekonomi seperti sekarang. Tapi asal kerja tanpa arah justru bisa bikin hidup kamu stuck di tempat.

Lebih baik luangkan waktu untuk refleksi:

  • Apa minatmu?
  • Apa keahlianmu?
  • Apa yang ingin kamu capai dalam 1-2 tahun ke depan?

Dengan begitu, kamu akan lebih fokus dalam melamar pekerjaan. Dan perusahaan pun akan melihat kamu sebagai kandidat yang punya tujuan, bukan sekadar pelamar musiman.

Kalau kamu saat ini masih bingung dengan arah kariermu, nggak masalah. Tapi jangan terus-menerus diam di zona bingung. Mulailah bergerak.

Bisa dengan:

  • Belajar skill baru (banyak yang gratis di internet)
  • Bangun personal branding (LinkedIn, blog, Instagram, dll)
  • Tanyakan feedback dari teman atau mentor
  • Ikut komunitas atau networking kecil-kecilan

Karier yang baik nggak dibangun dari keberuntungan. Tapi dari kesadaran diri, niat yang jelas, dan proses yang konsisten.

Terima kasih sudah membaca sampai habis, semoga bisa bermanfaat. Sukses untuk Anda semua dan see you on the top…

0Shares