web counters
Stories

Pertemuan Sederhana Bisa Menghidupkan Jiwa yang Mulai Lelah

Malam minggu ini terasa berbeda. Guru bahasa Inggris saya tiba-tiba mengajak saya dan Mbak Susi untuk bertemu dan ngopi bersama. Mungkin, di balik ajakan mendadaknya itu, terselip rasa rindu terhadap murid-murid lamanya — termasuk saya, yang dulu dikenal cukup “bandel” di kelas.

Sudah tiga bulan berlalu sejak kami terakhir mengikuti kursus privat TOEFL. Padahal, rumah kami sebenarnya tidak berjauhan—masih sama-sama di Madiun. Tapi seperti biasa, kesibukan dan rutinitas orang dewasa sering kali jadi alasan klasik yang membuat pertemuan sederhana pun sulit terwujud.

Malam itu akhirnya kami duduk bersama di sebuah kedai kopi kecil, tak jauh dari pusat kota. Tawa kami pecah berkali-kali, menyusul cerita lama yang kembali diungkit. Dan seperti biasa, saya menjadi sasaran “bully-an” karena status jomblo yang masih melekat.

Namun di balik canda dan tawa itu, ada sesuatu yang hangat dan menenangkan. Momen sederhana seperti ini mengingatkan saya bahwa kebahagiaan kadang tidak perlu direncanakan secara rumit. Cukup duduk bersama orang-orang yang tulus, berbagi cerita ringan, dan tertawa tanpa alasan pun sudah cukup membuat hati terasa penuh.

Entah mengapa, di tengah obrolan yang mengalir begitu alami, saya merasa waktu berjalan begitu cepat. Seolah bumi berputar lebih kencang ketika frekuensi hati kami selaras. Segala kepenatan, tekanan pekerjaan, dan drama kehidupan seolah menguap begitu saja.

Saya jadi teringat — setiap dari kita pasti punya sosok atau teman yang hadir bukan hanya untuk mengisi waktu, tapi juga memberi warna dalam hidup. Mereka datang dengan ketulusan, membuat kita merasa dimengerti, bahkan tanpa banyak kata.

Teman yang baik memang seperti pelengkap jiwa. Ia hadir di saat yang tepat, mampu menambal kekosongan yang tak bisa diisi oleh hal yang lain.

Tak ada kebahagiaan yang lebih indah daripada duduk bersama orang-orang yang sepemikiran, saling menerima apa adanya, dan menikmati keberadaan satu sama lain. Di situ, kita belajar bahwa kebersamaan sederhana bisa jadi salah satu bentuk cinta paling tulus dalam kehidupan.

Pertemuan tak terduga di malam minggu ini mengingatkan saya bahwa kebahagiaan terbesar seringkali hadir dalam bentuk yang paling sederhana. Kebersamaan dengan orang-orang yang tulus, diiringi obrolan ringan dan tawa, mampu menyegarkan jiwa yang lelah.

0Shares