Review Buku The Diary Of A CEO – Steven Bartlett
Kalau kamu sekarang menjabat sebagai CEO atau sedang merintis bisnis, buku The Diary of a CEO ini wajib banget masuk ke daftar bacaan kamu. Kenapa? Karena buku ini nggak hanya berisi prinsip-prinsip bisnis biasa, tapi berisi 33 hukum hidup dan karier yang sangat aplikatif dan relevan untuk kamu yang ingin membawa usaha ke level berikutnya.
Bukan cuma keren, setiap prinsip yang ditulis Steven Bartlett di buku ini benar-benar bisa diterapkan dalam kehidupan nyata. Bahasanya ringan, nggak bertele-tele, dan yang paling seru penuh cerita dan pengalaman pribadi. Jadi, kamu nggak akan merasa seperti sedang membaca teori kaku, tapi lebih seperti diajak ngobrol bareng teman yang lagi jujur-jujurnya tentang hidup dan perjuangan bisnisnya.
Buku ini bahkan sudah jadi bestseller di berbagai negara. Jadi kalau kamu sedang cari panduan hidup dan bisnis yang relevan, kuat secara isi, dan tetap asyik dibaca ini jawabannya.






Nggak Cuma Buat Pengusaha
Tapi jangan salah buku ini nggak eksklusif buat para pebisnis aja. Buat kamu yang sedang membangun karier profesional pun, buku ini juga sangat layak untuk dibaca.
Kalau kamu merasa kariermu lagi jalan di tempat, kehilangan arah, atau butuh dorongan buat naik level, The Diary of a CEO bisa jadi sumber pencerahan. Di dalamnya, Steven membahas tentang bagaimana kita bisa menjadi versi terbaik dari diri sendiri baik dalam konteks pekerjaan, hubungan, maupun kehidupan secara umum.
Baca juga : Review Buku Building A Second Brain, karya Tiago Forte
Judulnya memang mengandung kata “CEO”, tapi isinya sangat relevan untuk siapa pun yang ingin bertumbuh entah kamu karyawan, freelancer, pelajar, bahkan orang awam yang haus akan arah hidup yang lebih jelas.
Bagian Favoritku dari Buku Ini : Prinsip 5 Bejana
Dari semua prinsip yang dibahas Steven Bartlett di The Diary of a CEO, ada satu bagian yang paling ngena dan jadi favoritku yaitu prinsip 5 bejana. Konsep ini sederhana, tapi punya kedalaman luar biasa untuk dipakai sebagai peta hidup, baik dalam karier maupun kehidupan pribadi.
Menurut Steven, untuk mencapai kehidupan yang layak dan bermakna, kita harus mengisi lima bejana utama dalam hidup kita. Apa saja bejana itu?
1. Keilmuan/Pengetahuan
Apa yang kamu ketahui?
Ini adalah fondasi. Kamu harus terus belajar dan memperluas wawasan agar punya dasar berpikir dan bertindak yang kuat.
2. Keterampilan
Apa yang bisa kamu lakukan?
Pengetahuan tanpa skill hanya akan jadi teori kosong. Kamu butuh kemampuan nyata—entah itu komunikasi, manajemen, coding, atau keahlian spesifik lainnya.
3. Relasi
Siapa yang kamu kenal?
Dalam hidup dan bisnis, siapa yang kamu kenal bisa membuka pintu-pintu yang nggak bisa kamu buka sendirian.
4. Sumber Daya
Apa yang kamu miliki?
Ini bisa berupa waktu, uang, energi, atau alat bantu lainnya. Tanpa sumber daya yang cukup, ide dan rencana hanya akan jadi angan-angan.
5. Reputasi
Apa pandangan orang lain tentang kamu?
Reputasi itu seperti mata uang sosial. Ketika kamu dikenal sebagai orang yang bisa dipercaya dan punya integritas, dunia akan lebih terbuka untukmu.
Semua Bejana Harus Di isi
Nah, yang menarik dari prinsip ini : kamu nggak bisa cuma fokus isi satu bejana dan berharap hidupmu langsung seimbang. Semua bejana saling berkaitan. Percuma punya ilmu tinggi kalau skill-mu belum terasah. Atau, percuma punya relasi luas kalau reputasimu buruk. Jadi, tugas kita adalah secara sadar dan konsisten mengisi kelima bejana ini seiring waktu.
Kalau kamu sedang mencari peta untuk menavigasi hidup dan karier, bagian ini benar-benar membuka mata dan bisa kamu jadikan panduan praktis sehari-hari.
Penasaran dengan prinsip-prinsip lainnya? Masih banyak insight keren yang bisa kamu temukan di buku ini. Langsung aja beli bukunya di Shopee, Gramedia, atau toko buku favorit kamu. Klik tombol di bawah ini dan mulailah perjalanan menuju versi terbaik dari dirimu.
Gaya Penulisan yang Jujur dan Menyentuh
Salah satu hal paling menonjol dari The Diary of a CEO adalah gaya menulis Steven Bartlett yang terasa to the point, tapi tetap empatik. Ia nggak mencoba tampil seperti guru besar yang tahu segalanya sebaliknya, ia menulis seperti teman dekat yang sedang ngobrol santai, sambil berbagi pelajaran hidup yang ia dapat lewat jalan yang nggak selalu mulus.
Di balik kisah-kisah sukses yang dibagikannya, ada juga nuansa kerentanan yang sangat terasa. Steven dengan jujur menceritakan saat-saat ketika dia gagal, ditolak investor, merasa nggak cukup, bahkan kehilangan arah. Bagian-bagian ini bikin pembaca merasa lebih dekat karena kita jadi tahu bahwa orang-orang sukses pun pernah ada di titik yang mungkin mirip dengan yang kita alami sekarang.
Yang bikin buku ini tambah menarik, kamu nggak harus baca dari awal sampai akhir secara berurutan. Setiap bab dirancang seperti catatan harian bisa berdiri sendiri dengan pesan yang utuh. Jadi, buat kamu yang suka baca sambil nyicil, atau sekadar pengin dapat pencerahan cepat di sela waktu luang, buku ini cocok banget.
Kelebihan Buku Ini
Penuh insight nyata dari dunia bisnis dan kehidupan pribadi.
Setiap hukum atau prinsip ditulis berdasarkan pengalaman langsung dan obrolan dengan tokoh-tokoh besar dunia.
Gaya bahasa ringan dan nggak bertele-tele.
Langsung ke inti masalah tanpa muter-muter, tapi tetap meninggalkan kesan mendalam.
Relatable untuk berbagai kalangan.
Cocok dibaca oleh entrepreneur muda, profesional ambisius, bahkan kamu yang sedang mencari arah hidup dan ingin berkembang secara personal.
Visual dan struktur yang rapi.
Beberapa bagian dilengkapi ilustrasi sederhana dan penekanan yang membuat poin-poin penting lebih mudah diingat.
Kekurangan Buku Diary Of A CEO
Tentu saja. Buku ini bukan panduan teknis soal strategi bisnis atau manajemen perusahaan secara mendalam. Kalau kamu sedang mencari buku yang membahas struktur organisasi, analisis keuangan, atau metode manajerial secara sistematis—buku ini mungkin kurang cocok.
The Diary of a CEO lebih fokus pada refleksi pribadi dan filosofi praktis. Ia menantang cara kita berpikir tentang kesuksesan, kepemimpinan, kebahagiaan, dan makna hidup itu sendiri. Jadi, buku ini lebih tepat untuk kamu yang sedang mencari clarity, arah, atau makna yang lebih dalam dari sekadar pencapaian profesional.
Review dari Youtube Buku Diary of a CEO
Untuk melengkapi ulasan ini, saya juga menyematkan beberapa review dari konten kreator YouTube yang menurut saya sangat insightful dan mudah dipahami. Video-video ini bisa memberikan kamu sudut pandang lain tentang The Diary of a CEO—baik dari segi isi, pesan, maupun pengalaman pribadi mereka saat membaca buku ini.
Kesimpulan
Buku ini seperti kompas. Bukan peta yang memberi tahu harus lewat mana, tapi alat untuk membantumu menentukan ke mana arah yang ingin kamu tuju.
Kalau kamu ingin buku yang bisa menemanimu dalam perjalanan menjadi pribadi yang lebih kuat, sadar, dan bijak The Diary of a CEO layak kamu miliki.
Terima kasih sudah membaca sampai habis, sukses untuk Anda semua dan see you on the top..
Related Posts
- #StoryCEO: Catatan Perjalanan Bisnis dari Wildan Asrori
- Review Buku Prinsip Pareto 80/20
- Tahun Baru, Resolusi Baru : 5 Buku Ini Bisa Membantumu Wujudkan Perubahan Besar
- Ternyata Menulis Diary itu banyak Manfaatnya. Cobain Deh!
- Teruslah Membaca, Meskipun Nggak Paham Isinya
- #15 : Beli Buku itu Investasi Masa Depan, Bukan cuman Pengeluaran!