web counters
Stories

#41 : Pengalaman Belajar TOEFL di Kampung Inggris, Pare, Kediri

Ketika saya memutuskan untuk belajar bahasa Inggris di Pare, Kediri, saya benar-benar terkejut dengan budaya belajar di sana. Ternyata, jumlah siswa yang ingin menguasai bahasa Inggris sangat banyak—bahkan datang dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Papua hingga Sumatera. Gila! Saya tidak menyangka akan bertemu dengan begitu banyak orang dari latar belakang yang beragam.

Dari pengalaman ini, saya belajar banyak tentang keberagaman budaya dan cara berkomunikasi dengan orang-orang dari berbagai daerah. Setiap wilayah memiliki ciri khas bahasa dan logatnya masing-masing—terutama teman-teman dari Madura dan sekitaran Banyumas yang terkenal dengan gaya bicara ngapak-nya yang unik.

Mengambil Kelas TOEFL ITP

Di Pare, saya memutuskan untuk fokus belajar TOEFL ITP. Alasan utamanya adalah karena TOEFL menjadi salah satu syarat penting untuk melanjutkan studi S2 nanti. Namun, keputusan ini sebenarnya cukup berisiko bagi saya.

Kenapa? Karena TOEFL adalah kelas lanjutan yang menuntut pemahaman grammar yang kuat. Jika belum menguasai dasar-dasar tata bahasa Inggris, mengikuti kelas ini bisa terasa sangat berat. Dan ternyata memang benar, membuat kepala saya pusing sampai stress.

Merantau ke daerah orang bukan hanya soal mencari ilmu, tetapi juga tentang belajar mandiri, beradaptasi, dan bersosialisasi dengan banyak orang dari berbagai penjuru Indonesia. Itulah pengalaman berharga yang saya dapatkan selama tinggal di Kampung Inggris, Pare.

Hal pertama yang benar-benar terasa saat pertama kali menginjakkan kaki di sini adalah vibes semangat belajar yang luar biasa. Dari anak SMA, mahasiswa, hingga orang dewasa—semuanya berbondong-bondong datang dengan tujuan yang beragam. Ada yang ingin sekadar bisa berbahasa Inggris, ada yang mempersiapkan diri untuk studi ke luar negeri, ada yang mengejar impian bekerja di Australia, hingga yang hanya mengisi waktu liburan sekolah.

Bagi saya, suasana belajar seperti ini sudah lama sekali tidak saya rasakan sejak lulus kuliah empat tahun yang lalu. Selama empat tahun terakhir, saya lebih banyak fokus membangun bisnis. Datang ke Pare seperti membawa saya kembali ke atmosfer pembelajaran yang begitu intens dan menyenangkan.

Selain suasana belajarnya yang mendukung, berbagai fasilitas di Kampung Inggris juga menjadi alasan kenapa tempat ini begitu diminati. Mulai dari tempat makan yang dekat dan beragam, hingga harga yang sangat terjangkau. Bahkan, dengan uang Rp 5.000 saja, sudah bisa makan di Pare!

Dan berikut ini saya tampilkan beberapa foto suasana di Kampung Inggris.

Secara tampilan, tempat ini sebenarnya seperti kampung atau desa biasa. Namun, yang membuatnya berbeda adalah banyaknya fasilitas yang mendukung kehidupan para pelajar di sini. Mulai dari pertokoan, rumah makan, jajanan kaki lima, kafe, hingga tempat fitness—semuanya tersedia dengan jumlah yang cukup banyak. Jadi, tidak perlu khawatir akan kesulitan mencari kebutuhan sehari-hari.

Selain itu, fasilitas transportasi di sini juga cukup lengkap. Ada banyak pilihan sewa kendaraan, mulai dari sepeda, motor, hingga mobil. Harga sewanya pun cukup terjangkau. Misalnya, sewa sepeda hanya Rp 50.000 per bulan, sedangkan sewa motor sekitar Rp 50.000 untuk durasi 6 jam.

Oh iya, program TOEFL yang saya ambil ini di Mahesa Institute. Alasan saya memilih lembaga ini karena mendapat rekomendasi dari teman. Saya mengambil program selama satu bulan dengan biaya sekitar Rp 1 jutaan.

Di hari pertama masuk kelas TOEFL, kami langsung diberikan pretest oleh instruktur. Saya pun mengerjakan soal selama 2 jam penuh, dan hasilnya… skor saya hanya 350. Saya sendiri tertawa melihat hasil ini—maklum, dulu waktu pelajaran bahasa Inggris di sekolah saya lebih sering tidur. Hehe. Ditambah lagi, sudah lama sekali saya tidak belajar bahasa Inggris secara intensif.

Pre Test Toefl ITP

Dari pengalaman ini, saya mulai sadar satu hal dan ingin berbagi saran kepada teman-teman yang ingin mengambil kelas TOEFL. Sebaiknya, perkuat dulu dasar-dasar bahasa Inggris, terutama grammar, sebelum langsung mengambil kelas TOEFL. Tanpa pemahaman yang kuat tentang grammar, akan sangat sulit untuk mengerjakan soal-soal TOEFL yang cukup kompleks.

Lebih keren lagi kalau teman-teman sudah memiliki banyak kosa kata (vocabulary). Dengan memiliki perbendaharaan kata yang luas, akan lebih mudah memahami soal listening dan reading, sehingga hasil yang didapat pun bisa lebih maksimal.

Bagi kamu yang ingin mengikuti konten cerita saya setiap hari, silahkan klik tombol lonceng pojok kiri bawah. Kamu akan mendapatkan notifikasi langsung melalui HPmu. Dan bila, kamu merasa konten saya ini bermanfaat, bisa kamu share ke temenmu lewat sosial media ya. Thanks! 

Mungkin cukup ini dulu cerita saya di kampung inggris Pare. Terima kasih sudah membaca sampai habis. Sukses untuk Anda semua dan see you on the top…

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *