web counters
cara bahagia
Stories

Bahagia kalau versi saya seperti ini…

Flash back sebentar, aku mulai dari kisah pribadiku sebelum ke topik inti dari konten yang saya buat ini. Dulunya saya hanyalah seorang manusia yang nggak menarik banget. Kepribadian saya yang introvert terkadang membuat saya memilih diam dan menahan tawa di setiap keadaan. Pernah saya berpikiran bahwa, kenapa ya orang diluar sana itu mudah sekali tersenyum? Kenapa ya mereka terlihat bahagia banget? sedangkan aku kok selalu murung dan serius. Tak cuman itu saja bahwa sering kali aku hanya merenung dan memikirkan sesuatu yang nggak jelas.

Dulunya, saya beranggapan bahwa definisi bahagia adalah pribadi yang selalu ceria, tertawa lepas, show up. dll. Pokoknya yang mencerminkan kepribadian ekstrovert. Seiring berjalannya waktu, semakin aku tersadar definisi kebahagiaanku bukan seperti itu. Namun, saya bisa mencapai kebahagiaan sendiri sesuai versi saya sendiri. Yang, sesuai dengan kepribadian dan bawaan sifat yang telah ciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Tidak bisa membandingkan standar kebahagiaan kita dengan kebahagiaan orang lain.

Membuat aku semakin tenang lagi saat membaca filsafat stoisisme, filsafat yang lahir sejak 2000 tahun ini sangat menarik banget. Aku membaca buku filsafat ini membuatku tercengang, bahwa teori-teori nya ternyata bisa di aplikasikan, dan langsung berdampak di kehidupan kita. Ini yang aku rasakan, sehingga merubah mindset saya tentang pencarian hidup soal kebahagiaan.

Lanjut bawah…

Kita pasti semua tahu, bahwa orang yang hidup di bumi ini menginginkan kehidupan yang bahagia. Namun, kenyataanya berbeda, setiap hari kita selalu dihadapkan oleh kehidupan yang dinamika. Kesedihan, kegelisahan dan kekhawatiran menjadi salah satu problem yang sering kita hadapi disetiap harinya. Disinilah kita dituntut untuk bagaimana menjalani kehidupan ini untuk terus stabil.

Apalagi kehidupan modern yang tak lepas dari sosial media ini, terkadang membuat hidup kita menjadi sering gelisah dan nggak tenang. Sering kali membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain, membandingkan standar kita dengan orang lain. Padahal kalau berlebihan ini akan membuat pribadi kita menjadi semakin depresi dan kurang bersyukur.

Sebuah penelitian baru oleh para peneliti dari University of Syndey, Macquarie University, dan UNSW Austria menemukan bahwa terlepas dari berapa banyak waktu yang dihabiskan wanita untuk menonton TV, video musik, dan menggunakan Internet, mereka akan lebih sering membandingkan penampilan mereka dengan foto yang ada di majalah atau media sosial.

Tak cuman saya aja, ternyata diluar sana memang banyak banget orang yang membandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain. Sampai sekarang ini saya masih terus belajar, bagaimana untuk menjalani kehidupan ini bisa lebih stabil dengan jiwa yang tenang di setiap harinya.

Ngomong soal bahagia, memang memiliki definisi yang dinamis banget, pasalnya tidak sama antara satu orang dengan orang lainnya. Mereka memaknai kebahagiaan sesuai dengan pengalaman hidup, serta pengetahuan yang telah dia dapat selama ini. Kita tidak bisa mengadu dan memperdebatkan definisi bahagia kita dengan orang lain. Dan menurutku nggak ada manfaatnya, memperdebatkan hal tersebut. Soalnya definisi bahagia seseorang berkorelasi banget dengan wisdom, pengalaman pribadi dan persepsi kebenaran soal kehidupan.

Nah, pertanyaanya definisimu bahagia yang bagaimana?

Saya tidak mewajibkan kamu menjawab disini, namun setelah Anda tahu definisi tersebut akan membuat dirimu semakin sadar. Apakah sudah sesuai dengan diri kamu pribadi? atau belum? Ini sebuah pencarian dalam kehidupanmu.

Mencapai kebahagian caranya memang banyak sekali, namun yang sering kita dengar bahwa bahagia itu sederhana? Nah, sederhananya yang bagaimana?

Pernahkah Anda merenung seperti itu???

Saya pribadi memiliki standar kebahagiaanku memang sederhana juga. Intinya saat kondisi saya bahagia dimana dalam kehidupan ini bisa terbebas dari emosi negatif, seperti amarah, rasa benci, iri hati, khawatir yang berlebihan, rasa nikmat yang berlebihan, artinya saya sudah sangat bahagia.

Namun, jika emosi itu muncul, hal yang saya lakukan untuk segera menetralkan emosi tersebut. Caranya adalah mengucapkan kata “Terimakasih atau Alhamdulillah”. Seketika emosi negatif tersebut akan menjadi lebih netral dan begitu damai dalam jiwa.

Bahagia bukan soal rasa yang kita tunjukan kepada orang lain, namun bahagia soal bagaimana penerapan kita di kehidupan. Kita nggak wajib mempublikasikan bahwa kondisi kita saat ini adalah bahagia, namun kita hanya perlu jujur dengan diri sendiri bahwa kondisi kita sekarang ini bahagia dengan jiwa yang damai.

Mungkin ini dulu konten artikel saya kali ini, terima kasih sudah membaca sampai habis. Semoga bermanfaat, salam bahagia, sukses untuk Anda semua dan see you…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *