Storytelling, Seni Bercerita untuk Menggugah Kesadaran & Tindakan
Siapa yang tidak kenal dengan dongeng Si Kancil yang suka mencuri timun? Cerita ini seakan sudah melekat dalam memori kolektif masyarakat Indonesia. Entah siapa yang pertama kali menciptakan kisah ini, yang jelas, cerita ini begitu powerful dan terus hidup di benak banyak orang, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Padahal, ceritanya terkesan sederhana, namun dampaknya luar biasa.
Inilah kekuatan sebuah cerita. Tanpa kita sadari, tanpa kita sengaja mengingatnya, cerita-cerita seperti ini sudah tersimpan rapi dalam memori otak kita.
Kisah-kisah lain seperti Romeo dan Juliet, Ande-ande Lumut, Timun Emas, atau Malin Kundang juga masih terus hidup dan diceritakan dari generasi ke generasi. Mereka bukan sekadar dongeng, tapi menjadi bagian dari budaya dan cara kita memahami dunia.
Storytelling, Lebih dari Sekadar Cerita
Kali ini, saya tidak akan membahas cerita-cerita di atas secara mendalam. Namun, saya ingin mengulas tentang storytelling—seni bercerita yang ternyata memiliki kekuatan luar biasa untuk membawa dampak dan perubahan.
“the most powerful person in the world is the storyteller” – Steve Jobs
Bahkan seorang Steve Jobs, pendiri Apple yang legendaris, pernah menyatakan bahwa “orang yang paling kuat di muka bumi ini adalah seorang storyteller.” Pernyataan ini bukanlah tanpa alasan. Storytelling, atau seni bercerita, memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menggerakkan massa, menginspirasi perubahan, dan bahkan mengubah cara orang berpikir. Melalui cerita, kita bisa membuat orang tahu, percaya, hingga meyakini sesuatu. Dan saat ini, saya sangat tertarik untuk mempelajari seni menjadi seorang storyteller.
Minat saya terhadap storytelling bukan ingin menjadi populer. Saya percaya bahwa bercerita adalah alat yang ampuh untuk menggerakkan kesadaran seseorang, mendorong mereka untuk bertindak, dan mengarahkan tindakan tersebut ke arah yang lebih positif.
Apa Itu Storytelling?
Secara definisi, storytelling adalah proses menyampaikan sebuah cerita melalui berbagai media, seperti kata-kata, gambar, atau suara. Storytelling terdiri dari dua kata: story (cerita) dan telling (penceritaan). Orang yang menyampaikan cerita disebut storyteller—seseorang yang tidak hanya menceritakan, tapi juga membentuk dan menafsirkan isi cerita.
Mengapa Storytelling Begitu Efektif?
Pada dasarnya, manusia lebih suka diceritakan sesuatu daripada diberi penjelasan yang berbelit-belit dan sulit dipahami. Ini terbukti dari dongeng-dongeng atau cerita rakyat yang disampaikan turun-temurun. Meskipun cerita tersebut mungkin hanya fiktif, pesan moral dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tetap lestari hingga sekarang.
Storytelling bukan sekadar tentang menghibur atau menyampaikan informasi. Ia adalah seni menyentuh hati dan pikiran orang lain. Sebuah cerita yang baik bisa membangkitkan emosi, membangun koneksi, dan membuat pesan yang disampaikan lebih mudah diingat. Inilah yang membuat storytelling begitu efektif dalam memengaruhi orang lain.
Contohnya, lihatlah bagaimana Steve Jobs sendiri menggunakan storytelling dalam setiap peluncuran produk Apple. Dia tidak hanya menjelaskan fitur-fitur teknis iPhone atau MacBook. Dia bercerita tentang bagaimana produk tersebut bisa mengubah hidup penggunanya, membawa mereka ke dunia yang lebih kreatif dan terhubung. Hasilnya? Orang tidak hanya membeli produk Apple, tapi juga meyakini filosofi dan visi di baliknya.
Mengapa Saya Tertarik Belajar Storytelling?
Bagi saya, storytelling adalah cara untuk menyampaikan pesan dengan lebih bermakna. Saya percaya bahwa setiap cerita yang kita sampaikan bisa menjadi alat untuk menginspirasi, mengedukasi, dan menggerakkan orang lain.
Tujuannya bukan untuk memengaruhi secara negatif, tapi untuk membawa dampak positif—entah itu mengajak orang lebih peduli terhadap lingkungan, memotivasi mereka untuk berbuat kebaikan, atau sekadar mengingatkan tentang nilai-nilai penting dalam hidup.
Menjadi Storytelling untuk Kemajuan Indonesia
Berikut ini saya sematkan juga beberapa cuplikan video podcast dari Pak Gita Irjawan, menjadi salah satu inspirasi saya kenapa indonesia butuh seorang storytelling.
Storytelling adalah seni yang luar biasa. Ia tidak hanya menghibur, tapi juga memiliki kekuatan untuk menginspirasi, mengedukasi, dan menggerakkan perubahan. Dari dongeng Si Kancil hingga kisah-kisah modern, cerita telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.