Kenapa Harus Menjadi Kaya? untuk Kemakmuran & Kebahagiaan
Kaya memang sebuah pilihan hidup masing-masing orang. Dan sebenarnya pilihan ini, nggak harus dipilih sih. Sebagian orang memilih hidupnya pas-pasan, ada juga yang memilih hidupnya serba kekurangan, dan ada juga yang memilih yang penting cukup (cukup untuk apa aja).
Sebagian orang beranggapan bahwa kekayaan sama halnya mengejar dunia. Orang yang kaya, seakan jauh dengan Tuhan dan orang miskin hidupnya lebih mulia. Seakan kekayaan itu hal yang buruk, dan nggak boleh dipilih di kehidupan ini.
Persepsi di masyarakat seperti ini bukan hal yang salah juga, karena semua orang memiliki tujuan hidupnya masing-masing, dengan kondisinya masing-masing.
Tapi, izinkan saya kali ini untuk berbagi sekaligus memberikan fakta-fakta dan realita di kehidupan soal kekayaan. Setelah kamu membaca sampai habis, kamu silahkan menentukan. Ingin menjadi kaya, sederhana atau tetap miskin.
Saya sebagai seorang muslim, sering diajarkan untuk tidak boleh cinta kepada dunia. Bahwa dunia ini penipu. Memang ini benar sekali, cinta kepada dunia akan membuat kita lupa akan akhirat. Membuat kita lupa esensi sebenarnya kita hidup di dunia ini untuk apa?
Seperti wasiat Nabi Muhammad SAW, kepada Ali, R.A. Saya ambil kisah ini dari kitab Wasiatul Mustofa.
“Hal, Ali waspadalah kamu terhadap orang-orang yang lupa pada mati, yang hanya memikirkan harta kekayaannya. Ali berkata : Siapakah mereka itu, Nabi Allah? Nabi saw, bersabda : ‘Mereka itu adalah orang-orang kaya dan pemilik harta yang terus bekerja keras dan mengumpulkannya, seperti kerja keras seorang ibu merawat anaknya. Di akhirat nanti mereka itu adalah orang-orang yang rugi’. “
Namun, perlu kita sadari juga pemaknaan kata “cinta” menurut saya jangan ditelan mentah-mentah. Cinta disini menjadikan dunia adalah segala-galanya, padahal dunia salah satu alat atau media saja yang bisa kita fungsikan untuk menjalani kehidupan. Bisa dikatakan juga, dunia sebagai alat tambah kita, untuk melancarkan suatu kegiatan yang kita butuhkan.
Misalnya, mempermudah kita untuk menjaga kesehatan, mempermudah kita beribadah, mempermudah kita untuk membantu sesama, mempermudah kita untuk membahagiakan orang tercinta, dll.
Kalau menurut saya, dunia cuman sebagai alat/media untuk mempermudah dalam melakukan kebaikan. Bila kita melihat dunia dengan sudut pandang yang positif. Maka, kita akan menggunakan dunia untuk hal-hal yang positif juga.
Kaya untuk Memberikan Hal Terbaik
Pada dasarnya manusia terdiri dari 3 bagian, pikiran, tubuh dan jiwa. Untuk menjalani hidup yang sebaik-baiknya kamu harus mempersembahkan hal yang terbaik juga kepada tubuhmu, kepada pikiranmu, dan kepada jiwamu.
Kamu akan menjalani kehidupan yang baik, bila kamu memberikan buku-buku terbaik, kelas terbaik atau pengetahuan terbaik untuk pikiranmu.
Kamu akan menjalani kehidupan yang baik, bila kamu memberikan pakaian dan asupan nutrisi yang baik bagi tubuhmu.
Jiwamu akan merasa bahagia bila kamu bisa memberikan hal-hal terbaik kepada orang-orang yang kamu cintai. Untuk itu, supaya hal terbaik bisa kamu realisasikan kamu harus menjadi orang yang kaya.
“Kebahagiaan terbesar manusia adalah ketika ia bisa memberikan hal terbaik kepada orang-orang yang dia cintai” – Wallace D Wattles
Misalkan nih, kamu mempunyai pasangan dan ingin mengucapkan kata cinta kepadanya, kira-kira seperti ini. “Aku sangat mencintaimu Sayang, tapi jangan pernah minta apa pun kepadaku ya. Aku tidak sanggup memberikan apa pun yang engkau butuhkan, karena aku tidak punya uang”.
Menurutmu, apakah itu esensi dari cinta? Tentu tidak!
Ekspresi yang sesungguhnya dari rasa cinta adalah memberi. Bila kamu cinta kepada orang tua, anak atau pasangan, kamu harus memberikan sesuatu kepada mereka, bukan cuman ucapan saja.
Orang yang tidak memiliki apa pun untuk diberikan akan gagal menempati posisi terbaiknya, sebagai seorang suami, seorang ayah, warga negara, atau sebagai manusia. Dalam kegunaan benda-benda itulah manusia bisa memberikan kehidupan yang utuh bagi tubuh, mengembangkan pikiran, dan memperkaya jiwanya. Karena itulah penting untuk seseorang menjadi pribadi yang kaya.
Izinkan saya bercerita…
Disuatu titik kehidupan, ayah saya sakit terkena batu ginjal, selama 10 hari beliau merasa kesakitan yang amat sakit. Dokter mengarahkan untuk segera melakukan operasi batu ginjal dengan sistem laser. Dengan jalan itulah penyakit batu ginjal bapak saya bisa disembuhkan. Biaya untuk operasi tidaklah murah, estimasi biaya yang diucapkan dokter sebesar Rp 15jt. Seketika itu saya pun bingung, apa yang harus aku lakukan. Sedangkan pada saat itu saya belum memiliki pekerjaan yang pasti, dan kondisi keluarga sedang mengalami ekonomi yang krisis.
Namun, pada akhirnya pihak keluarga dari adik-adik bapak saya memberikan bantuan uang untuk operasi bapak saya tersebut. Pada saat itu saya merasa menyesal sekali, belum bisa berbakti kepada orang tua sebaik mungkin karena uang yang saya miliki masih sedikit.
Saya berikan cerita saya yang lain.
Ibu saya sering sekali bilang “Mas, mugo-mugo ibuk mbesok iso munggah haji ya” (Mas, semoga kelak nanti ibu bisa naik haji ya).
Saat ini saya pun hanya bisa bilang, “Amin Buk, mbesok haji bareng ya”. Namun, dalam hati seperti di tampar. Hal tersebut adalah impian yang mulia dari ibu saya, namun lagi-lagi hanya berupa ucapan janji aja yang bisa saya berikan kepada beliau.
Ya, doa dan usahaku semoga kelak hal ini bisa terwujudkan. Amin amin amin
Dari segelintir kisah saya tersebut, membuat saya berkesan untuk menjadi pribadi yang kaya. Bukan tanpa alasan, namun saya ingin memberikan hal terbaik kepada orang-orang yang saya cintai. Mumpung mereka masih diberi umur yang panjang.
Pada dasarnya merealisasikan rasa sayang kepada orang-orang yang kita cintai, nggak cukup hanya berupa kata-kata dan perhatian saja. Namun, bersamaan juga dengan memberikan hal terbaik kepada orang-orang yang kita cintai. Mulai dari hunian yang baik, pakaian yang bagus, kendaraan yang nyaman, sekolah terbaik, dll. Yang ujung-ujungnya membuat kita ingin melihat mereka bisa bahagia. Hal itu semua bisa kita wujudkan dengan lantaran adanya uang. Tanpa adanya uang, kita akan berpikir 100 kali untuk bisa mewujudkan itu semua.
Memang uang bukan segalanya, tapi realitanya uang menjadi alat untuk mempermudah segalanya. Tanpa adanya uang, kamu akan susah merealisasikan sesuatu yang kamu inginkan. Terlebih lagi memberikan hadiah atau sesuatu terbaik, kepada orang-orang yang kamu cintai. Bakal ngimpi…
Kaya untuk Merdeka & Berdaulat
Kita semua setuju bahwa kalau hidup didunia ini, nomor satu adalah Tuhan, nomor dua Keluarga dan nomor tiga adalah Pekerjaan. Namun, fenomena di masyarakat bagaimana? Malah kebalik prakteknya, nomor satu pekerjaan, nomor dua keluarga dan nomor tiga baru Tuhan.
Orang kerja melulu pagi sampai malam, sampai lupa untuk sejenak berkomunikasi dengan keluarga, bahkan ibadah pun sering di tinggalkan. Hanya fokus pada pekerjaan.
Hal ini bukan menjadi alasan, bahwa uang menjadi faktor yang besar untuk kita bisa menstabilkan kehidupan. Uang sangat berpengaruh juga untuk membantu dan menyelesaikan berbagai masalah.
Kalau seseorang sudah bisa berdaulat atas kehidupannya, mereka bijaksana untuk menstabilkan hubungannya dengan Tuhan, Keluarga dan Pekerjaan. Semua bisa berjalan ber-iringan, karena hal tersebut sama-sama pentingnya. Tetapi, selama orang tersebut, belum berdaulat pada dirinya sendiri, dia tertatih-tatih dalam menjalani kehidupannya.
Pertanyaannya sekarang, Berdaulat itu yang gimana, Wil?
Selama needs (kebutuhan) kita sudah terpenuhi, artinya kita sudah bisa berdaulat. Yang saya maksud disini adalah kebutuhan (needs) bukan keinginan (wants).
Kebutuhan itu seperti makan sehari 3 kali, memiliki kendaraan untuk bekerja, mempunyai gadget untuk berkomunikasi, mempunyai rumah untuk berteduh.
Misalnya gini. Kamu bekerja di kantor jaraknya dari rumah sekitar 20 KM. Pastinya setiap hari kamu membutuhkan kendaraan baik itu motor atau mobil untuk pulang dan pergi.
Kendaraan disini, bisa berupa mobil avanza atau sebatas motor supra. Intinya bisa di pakai buat mempermudahmu bekerja. Jangan, sampai kamu menginginkan untuk mempunyai mobil lamborgini, tesla, atau motor harley davidson. Ini nggak relevan banget, dan terlalu berlebihan. Sesuaikan kebutuhanmu, dengan kapasitas dirimu, jangan lebih dari itu.
Kalau kita selalu menuruti keinginan, hal ini nggak ada habisnya. Jangan sampai, kamu mengikuti keinginan hanya untuk gaya dan gengsi aja.
“Kebutuhan itu jelas dan terukur. Kalau keinginan tidak!”
Dalam bukun Psychology of money, ada bab yang menjelaskan bahwa uang bisa memberikan kebebasan, bunyinya seperti ini “Kendali atas waktu Anda adalah deviden tersebar yang bisa di berikan uang”.
Bahwa uang bukan cuman alat tukar berupa angka saja, namun memiliki nilai tertinggi terhadap kehidupan seseorang. Kemampuannya bisa memberikan kamu kendali atas waktu, untuk bisa mendapatkan kemerdekaan dan kebebasan. Dengan adanya uang kamu bisa ngopi setiap saat, ibadah sepanjang waktu, membantu sesama sebanyak-banyaknya, bisa liburan setiap tahun, atau bahkan kamu bisa tidak kerja selama 6 bulan atau lebih. Intinya kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau, tanpa terbentur dengan pekerjaan, waktu dan tempat.
Bentuk tertinggi dari kekayaan adalah kemampuan kita bisa bangun setiap pagi dan bisa berkata, “Saya bisa melakukan apa pun yang saya inginkan hari ini.” Kita bisa melakukan berbuatan apa pun yang kita inginkan, kapan pun yang kita mau, dengan siapa pun yang kita kehendaki, selama kita bisa. Inilah deviden tertinggi yang di berikan oleh uang.
Memiliki kendali atas waktu dan pilihan di kehidupan ini, ada relevansinya juga dengan kebahagiaan. Salah satu hasil penelitian yang di lakukan oleh Angus Cambell seorang ahli psikologis dari university of Michigan, menjelaskan bahwa :
Memiliki rasa yakin memegang kendali atas kehidupan sendiri adalah pertanda perasaan positif kesejahteraan yang lebih handal dari pada berbagai kondisi objektif kehidupan yang kita sudah pertimbangkan.
Memegang kendali atas apa yang dilakukan, kapan pun, dengan siapa pun adalah variabel gaya hidup utama yang membuat seseorang bahagia.
Kembali lagi ke topik utama kita, Kenapa Harus Kaya? Jawabannya sudah saya paparkan diatas ya. Untuk memberikan hal yang terbaik dan bisa berdaulat.
Meskipun banyak point-point lain, namun dengan 2 konsep tersebut bisa membuatmu semakin melek tentang kesadaran untuk menjadi kaya.
Salah satu cara terbaik untuk mengurangi kemiskinan di indonesia, sekaligus menciptakan kehidupan yang baik dan berkualitas, dengan membangun kesadaran kaya bagi setiap orang. Sehingga mereka bisa sadar untuk terus meningkatkan diri untuk memberikan hal terbaik bagi kehidupannya.
Pada dasarnya menjadi kaya bukan hal yang salah, kalau kita melihat dengan sudut pandang yang benar. Namun, kalau melihat kekayaan dalam sudut pandang yang salah, maka hal tersebut akan menjadi negatif.
Bila sekarang ini merasa ekonomimu gini-gini aja, mungkin ada yang salah cara memandangmu soal kekayaan. Jika ingin kaya, ubahlah cara berpikirmu soal kekayaan, supaya hal tersebut bisa segera datang di kehidupanmu.
Harusnya semua sadar, untuk memiliki hasrat menjadi kaya, jika kamu manusia yang normal, dengan pola pikir yang luas, kamu akan setuju dengan tulisan saya diatas. Namun, kalau kamu nggak setuju dengan penjelasan saya diatas? ya, nggak masalah juga sih.
Baca juga GRATIS! Ebook Siapakah Aku? : Cara Mudah untuk Mengenal Diri Sendiri
Silahkan koment di bawah ya.
Terima kasih sudah membaca sampai habis, sukses untuk Anda semua dan see you on the top.