Malam minggu, sekitar pukul 21.00, saya memutuskan keluar rumah buat beli kopi. Sekalian cari angin dan ngobrol santai bareng teman-teman. Seperti biasa, warung kopi langganan jadi pilihan. Suasananya sederhana, nggak terlalu ramai, cocok buat ngobrol ringan setelah seminggu penuh aktivitas. Tapi malam itu agak beda. Begitu sampai, saya malah merasa
Selengkapnya...Pagi pukul 05.00, sehabis sholat subuh, saya duduk di meja belajar. Udara masih segar, dan sunyi pagi membuat suasana terasa damai. Saya membuka kembali buku yang kemarin belum tuntas saya baca, “Rich Dad Poor Dad”, sambil ditemani secangkir kopi hangat yang mengepulkan aroma yang khas. Halaman demi halaman saya telusuri,
Selengkapnya...“Satu-satunya cara untuk hidup adalah dengan menerima setiap menit sebagai keajaiban yang tidak dapat diulang.” – Tara Brach Pagi itu, saat saya sedang jogging, ada sebuah pemandangan unik dan cukup spesial yang membuat saya berhenti sejenak. Rasanya sayang untuk dilewatkan begitu saja. Dan dari situlah inspirasi tulisan ini muncul. Saya
Selengkapnya...Banyak yang bilang, buku adalah jendela dunia. Tapi buat saya pribadi, buku itu lebih dari sekadar jendela, buku adalah guru terbaik yang pernah ada. Kenapa saya bilang begitu? Karena dari buku, kita bisa belajar apapun. Mulai dari cara berpikir, manajemen waktu, membangun bisnis, sampai memahami emosi diri sendiri. Dan semuanya
Selengkapnya...Kali ini saya ingin sedikit cerita. Beberapa minggu lalu, saya sempat ngobrol dengan teman lama. Percakapannya kurang lebih seperti ini: “Wil, info loker dong?” “Peh, Bos. Aku kan bukan pemilik pabrik, kok tanya loker ke aku. Wkwkwk. Emangnya nyari di Madiun atau Ponorogo nggak ada?” “Susah, Gung. Ada lowongan nggak
Selengkapnya...