Bangun Bisnis = Siap Ngadepi Masalah!
- Orang yang punya bisnis itu, keren.
- Jadi pengusaha itu waktunya bebas.
- Jadi penguasaha itu bisa bikin kaya.
- Punya bisnis relasinya banyak.
- Seorang pengusaha, kerjaannya jalan-jalan keluar negeri
- Dll…
Beberapa gambaran yang sering orang pikirkan bila jadi pengusaha dan punya bisnis. Cuman yang enak-enaknya aja.
Padahal,
Dengan membangun bisnis artinya kamu akan membuat MASALAH.
Ya, Masalah…
Kamu harus siap menghadapi berbagai Masalah.
Kok gitu wil? Menakutkan banget…
Setuju atau enggak, beberapa fakta akan saya paparkan di artikelku ini.
Saya akan berbagai kepada sahabat semua, pengalaman saya membangun usaha berdikari media digital agency. Dimana lika-liku masalah yang sudah aku alami. Ternyata membangun sebuah bisnis nggak semudah membalikan telapak tangan.
Namun, tolong kamu harus baca sampai habis, supaya perspektif yang kamu dapatkan bukan dari sudut pandang yang menakutkan saja.
Stop Baca!!!
Bila kamu nggak mau baca sampai habis… Karena percumah.
Bisnis = Memulai Masalah
Mau nggak mau, saat memulai bisnis, kamu harus siap dengan kegagalan dan kerugian.
Konteks dari gagal disini bukan cuman kegagalan besar, atau merugi besar gitu. Namun, ada juga kegagalan-kegagalan kecil yang harus selalu siap kamu hadapi. Misal, penolakan saat penjualan, gagal produksi, salah negosiasi, dll
Kalau kamu sudah siap dengan hal tersebut, maka silahkan baca artikel saya di bawah ini, dan setiap fase masalh bakal kamu alami.
Fase #1 : Riset
Kamu mencari peluang bisnis yang sesuai dengan bidang, modal dan skill. Pada tahap ini aja, banyak yang bingung.
“Mau bisnis apa ya?”
- Bisnis A, banyak kompetitornya.
- Bisnis B, modalnya gede.
- Bisnis C, ribet banget.
Misal kamu jualan “Kacang Goreng”.
Setelah ketemu bidang bisnis yang mau di geluti. Ada masalah lagi. Kita lanjut di fase yang kedua.
Fase #2 : Production
Kamu harus mengurus bagian produksi. Dimana kamu mulai membuat kacang goreng yang disukai oleh pasar.
- Masalah yang bakal kamu hadapi.
- Beli kacang yang berkualitas
- Menggoreng biar nggak gosong
- Proses packaging yang menarik
Fase #3 : Marketing
Kacang goreng yang sudah kamu buat, harus di jual dong ya. Namanya juga bisnis. Masak mau di makan sendiri. Kan nggak mungkin!
Di fase marketing masalah yang bakal kamu hadapi.
- Kacang goreng nggak laku.
- Kamu harus cari tempat untuk jual kacang goreng yang tepat
- Kamu harus pinter kasih offer/penawaran supaya kacang gorengmu laris
- Kamu harus memikirkan branding (Jangka Panjang)
- Kamu harus punya positioning yang tepat dengan target pasar
Dll.
Fase #4 : Management
Setelah penjualan kacang goreng laris, kamu mulai memikirkan soal manejemen. Dimana dibagian ini kamu harus tahu soal keuangan dan stok barang.
Jangan sampai bisnis yang kacang goreng yang kamu jalankan nggak tau kondisinya. Apakah kondisinya untung, rugi atau malah stagnan?
Dari barometer keuangan ini, kamu bisa mengambil keputusan dalam bisnismu. Apakah bisa di scaleup atau masih di buat bertahan?
Bagian manajemen stok barang, hal yang perlu perhatikan adalah, jangan sampai stok produk kacang gorengmu menumpuk di gudang. Jangan sampai juga stok produkmu sering kehabisan.
Kamu harus bisa menyeimbangkan produksi kacang goreng dengan kacang goreng yang terjual.
Masalah yang sering dihadapai di fase ini.
- Keuangan nggak jelas
- Tabungan bisnis dan tabungan pribadi di campur jadi satu
- Stok produk menumpuk, jadi modal banyak menjadi asset produk.
- Kacang goreng terlalu laris, sering habis. Sehingga penjualan nggak stabil. Satu hari jualan, satu hari tutup.
Fase #4: Recruitment Karyawan
Karena bisnis sudah mulai banyak orderan dan mulai keteran, entah itu di bagian produksi, manajemen atau marketing. Kamu merasa sudah waktunya untuk merekrut karyawan.
Hal ini kamu lakukan, supaya kamu bisa lebih fokus ke hal-hal yang lebih penting, dan bisnis bisa berkembang lebih besar lagi.
Dulunya semua kamu handel sendiri. Dengan adanya team kamu mulai menempatkan setiap person pada posisinya masing-masing.
Namun, di fase ini kamu pasti akan bertemu dengan masalah lagi.
- Mencari karyawan yang cocok, baik skill maupun softskill
- Waktu wawancara kamu harus tahu karakter orang tersebut
- Setelah ketemu kandidat yang tepat, kamu harus men training dulu minimal 3 bulan. Supaya dia tahu dan paham alur kerja bisnis kacang gorengmu
- Dengan adanya tim, sering kali berbeda pendapat bahkan sampai baperan
- Konflik antar sesama karyawan atau atasan
- Karyawan yang seenaknya sendiri nggak mau nurut aturan
- Karyawan yang nyolong uang perusahaan
- Dll.
Di fase ini masalah yang bakal kamu hadapi lebih kepada manusia. Yang mana fase ini memerlukan keahlian softskill untuk mengelola team work dengan baik, sehingga bisa berdampak di perusahaanmu.
Namun, mengelola manusia nggak semudah yang kamu bayangkan. Dimana setelah kamu atur, trus mereka akan nurut gitu? sayangnya sering kali malah sebaliknya.
Karena pada dasarnya manusia di suruh-suruh itu nggak mau, mereka memiliki egonya masing-masing. Mereka juga punya pemikiran masing-masing. Di tahap inilah yang menurut saya lebih sulit dari pada kita cuman soal jualan atau produksi kacang goreng.
Di fase ini, skill leadershipmu benar-benar bakal di uji.
Adanya team setiap bulan kamu harus meng-Gaji karyawanmu. Kalau kondisi penjualan kacang mu lancar mungkin biasa-biasa saja. Tapi, disaat market atau ekonomi turun, bisnis kamu juga terdampak. Kamu mulai stress putar otak untuk menutup gaji para karyawanmu.
Dalam 1 tahun 12 bulan setiap bisnis ada masanya sunset dan ada masanya sunries. Kamu harus paham soal ini juga.
Fase #5 : Creation Sistem
Team sudah terbentuk, semua solid dan bisa diajak untuk bertumbuh waktunya kamu membuat sistem. Dimana sistem inilah yang bakal mengatur bisnis kacangmu.
Mulai membuat KIP, Job Desk, dan Quality Control. Disetiap bagian kamu harus mulai menyusun sistem tersebut. Bagian Produksi, Manajemen dan Keuangan.
Di fase ini masalah yanf bakal kamu hadapi berkaitan :
Bongkar pasang sistem yang kadang nggak sesuai di lapangan
Buat job desk, sop, dan kpi
Fase #6 : Scale Up
Pengembangan bisnis kacang goreng lebih di perbesar lagi. Hal yang kamu lakukan mengeluarkan modal yang besar, penambahan karyawan dan penjualan harus semakin besar juga.
Pada fase scale up kalau kamu salah dalam pengambilan keputusan, bisa menjadi bumerang dalam bisnismu. Niatnya bisnis semakin besar, ehh malah ambyar.
Fase scale up semua devisi mulai di upgrade, baik devisi produksi, manejemen dan marketing.
Beli mesin untuk menunjang produksi, penambahan karyawan, melebarkan kapasitas stok produk, memperbesar distribusi barang, strategi untuk branding & marketing, dll.
Ada beberapa masalah juga yang bakal kamu hadapi yang sengaja nggak saya masukin di setiap fasenya. Masalah ini bisa datang di luar kontrol kita, seperti :
- Ekonomi lagi turun
- Pas lagi orderan banyak, eeh team banyak yang sakit
- Tunggakkan dari klien/customer yang di tagih susah
- Supplier pada saat kirim bahan bakunya lama
- Ada musibah
- Ketipu klien/customer
- an faktor external lainnya yang tidak terduga
Itu adalah gambaran sederhana, bahwa membangun bisnis/usaha di setiap fase pasti menemukan masalah. Tidak bisa mulus sesuai yang kamu harapkan.
Buat Bisnis -> Laris -> Kaya -> Jalan-jalan
Nggak semudah itu guys…
Berbagai masalah-masalah terus bakal kamu hadapi di bisnis, semakin besarnya bisnis, semakin kompleks juga masalah yang bakal kamu hadapai. Ini sudah pasti.
Pada hakikatnya…
Di detik kita mulai memutuskan berbisnis.
Di detik itulah kita tanda tangan sama yang namanya: MENGHADAPI MASALAH.
Perlu kamu ingat lagi!
Setiap fase yang sudah kamu lalui, masalah tersebut di kemudian hari bakal hadir kembali. Baik itu,
- Masalah produksi kacang goreng yang gagal
- Masalah stok bahan baku yang sulit di cari
- Masalah mesin produksi yang rusak
- Masalah team yang ngambek
- Masalah penjualan yang turun
- Masalah keuagan yang salah input
- Modal produksi menipis
- Dll.
Tidak menutup kemungkinan, masalah di semua fase, hadirnya bisa secara bersamaan.
Bila boss travelling, kelihatannya sih hapi-hapi aja. Tapi, aslinya dalam otaknya si boss, sedang mikirin bisnis di rumah. Otaknya maraton kesana dan kemari.
Gimana??? Sudah terbuka kamu soal membangun bisnis itu sama dengan kita siap meghadapi masalah.
Tapi, perlu kamu ketahui juga bahwa. Rata-rata orang yang terjun di dunia bisnis masa tuanya mereka pasti kaya.
Seakan kalau sudah berumur gitu skup bisnisnya bukan menjadi berkurang, malah semakin bertambah dan bertambah.
Karena mereka sudah belajar dari pengalaman hidup selama berbisnis. Jadi tahu selu-beluknya, tahu masalahnya, tahu problem solvingnya. Maka tak heran semakin bertambahnya umur seorang pegusaha semakin kaya kehidupannya.
Contoh aja, Gita Irjawan, Sandiaga Uno, Rafi Ahmad, Ciputra, Hermato Tanoko, Billgates, Rudy Salim, dll.
Yang simple coba kamu amati dilingkungan di masyarakatmu, dulu kalau backgroundnya punya bisnis, di masa tuanya pasti kaya. (PEBISNIS lo ya, Bukan PEDAGANG).
Sekarang saya ajak kamu untuk berfikir jauh lebih luas, dan melihat masalah menjadi sebuah opportunity bagi kehidupanmu. Dimana dari masalah-masalah yang hadir akan membuatmu semakin sukses dan semakin sukses.
Namun, hal ini memang nggak mudah sih. Jujur saja, ini sulit banget.
Izinkan saya sedikit berbagi hasil pengalaman saya dalam membangun bisnis berdikari media digital agency. Dimana saya melihat masalah, bukan hal yang negatif, tapi dari segi positif.
Pertama : Cara Memandang Masalah
Setiap masalah datang, kamu persepsikan menjadi apa? ada 3 point yang bisa kamu maknai, yaitu Musibah, Hadiah atau Anugerah. Karena, pemilihan setiap point ini akan memengaruhi sikapmu dalam mencari solusi dan pengambilan keputusan.
Point 1 Musibah
Bila setiap masalah bisnis yang hadir, kamu memaknainya dengan sebuah musibah yang besar. Maka kami akan rasa frustasi, stress, jengkel dan menyalahkan keadaan Menganggap masalah itu menjadi musibah, bukannya mendapatkan solusi, malah kamu sering menyalahkan diluar dari dirimu. Menyalahkan team nggak becus, menyalahkan pemerintah, menyalahkan customer, menyalahkan supplier, dll. Ujung-ujungnya nggak ketemu itu solusinya. Intinya, menganggap masalah menjadi musibah, akan semakin kacau keadaan bisnis yang kamu jalankan.
Point 2 Hadiah
Di tingkat kedua ini, kamu menganggap masalah menjadi hadiah. Namanya juga hadiah, kita menggapnya dikemudian hari, pasti mendapatkan sesuatu hal yang lebih berharga. Pada dasarnya dari 1 masalah bisnis yang kamu hadapi, bisa membuat bisnis kamu semakin besar di kemuduan hari.
Mendapatkan profit yang gede, buka cabang yang banyak, karyawan yang solit, dll. Pokonya, kamu bakal dapat imbalan positif di kemudian hari.
Point kedua ini, sudah baik sih. Cara berfikirmu lebih positif dari pada, point yang pertama. Namun, ada yang lebih tinggi, cara pandangmu memandang masalah, yaitu masalah menjadi sebuah anugerah.
Point 3 Anugerah
Sumpah! kalau di point ini emang berat banget sih. Bagaimana mungkin masalah yang hadir di bisnis, kamu anggap sebagai anugerah???
Di point ke tiga ini bukan hanya revenue yang bakal kamu dapatkan setelah menghadapi masalah. Namun, kedewasaan, kebijaksaan dan kedekatanmu dengan Tuhan akan semakin bertambah juga. Sehingga, bisnis yang kamu jalankan semakin hari, semakin besar, bertumbuh dan semakin berkah.
Kedua : Mencari Solusi
Yakinlah setiap masalah pasti ada solusinya. Tinggal kita mau mencarinya atau tidak.
Dari masalah bisnis, bisa kita jadikan sebuah sistem.
Setiap masalah yang datang dalam bisnis, cobalah bertanya seperti ini.
Kenapa masalah ini datang?
Bagaimana caraku mengatasi masalah ini?
Misal nih, ada problem di bagian produksi dimana kacang yang di goreng gosong melulu. Karena racikan resep masih salah. Dengan banyak trial error dan mencoba berbagai cara, akhirnya ketemu juga racikan untuk membuat kacang goreng yang baik, enak dan berkualitas.
Hal inilah yang bisa di dokumentasi dan dijadikan sebuah KPI untuk bagian produksi kacang goreng.
Ketiga : Mengambil Keputusan
Setelah solusi kamu temukan, kini saat mengambil keputusan. Namun, sebelum kamu mengambil keputusan, coba analisa lagi, baik itu kekurangan dan kelebihan dari keputusan yang kamu ambil.
Apakah keputusanmu nanti akan mendapatkan benefit atau malah merugikan bisnismu?
Di fase ini benar-benar kamu pertimbangkan dengan baik-baik, dimana setiap keputusan yang kamu ambil akan berdampak pada bisnis yang kamu jalankan.
Pertimbangkan juga soal kekuatan keuangan bisnismu. Apakah nanti akan memperberat atau malah melancarkan cash yang masuk dalam bisnismu?
Hal yang Besar menjadi seorang Pebisnis
Tadi saya sudah menjelaskan bekaitan hal yang menakutkan bila menjadi pebisnis, namun ada sisi benefitnya. Dimana ada hal yang lebih besar.
Sisi Pribadi
- Menjadi pribadi yang lebih dewasa dan bertangung jawab.
- Mengasah kemampuan leadership dan mengembangkan potensi diri
- Terbiasa untuk mencari solusi jalan keluar di setiap masalah yang ada.
- Meningkatkan kreativitas dan inovasi
- Membangun karakter dan sikap positif
- Bergantung ke pada Tuhan semakin besar. Hal yang mendasari karena terkait rizki, sustainablity perusahaan tanpa di bantu kekuatan yang lebih besar diluar kapasitas manusia, tidak mungkin bisa.
Dll.
Sisi Luar
Membuka lapangan pekerjakan
Menumbuhkan perekonomian negara
Dalam memangun sebuah usaha, yang jelas ada sisi positif dan sisi negatif. Tinggal, bagaimana kita dalam menyikapi dan melihat dari sudut pandang yang lebih luas.
Artinya, kalau kamu ingin menjadi seorang pengusaha, kamu perlu melihat dari sudut padang yang negatifnya juga bukan cuman yang enak-enak saja. Hal, ini bisa membuatmu lebih bijaksana dalam mengabil keputusan.
Terima kasih sudah membaca sampai habis, sukses untuk Anda semua dan see you on top.