web counters
Mindfulness, Stories

Mengapa Orang Beriman Seharusnya Hidup Dengan Hati yang Tenang, Gembira & Bahagia?

Pagi itu, setelah salat Subuh, saya terbiasa untuk membaca buku atau murojaah kitab yang pernah saya pelajari sebelumnya, dan hari ini saya membuka Tafsir Al-Qur’an Al-Ibriz, melanjutkan murojaah saya di hari sebelumnya. Hari ini ada satu ayat yang membuat saya benar-benar tertegun. Bukan hanya membacanya sekilas, tetapi benar-benar berhenti, merenung, dan memikirkan maknanya secara mendalam.

Tafsir Al-Quran, Al-Ibris

Ayat itu bercerita tentang bagaimana Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk membawa kabar gembira kepada orang-orang beriman — kabar tentang surga yang telah dijanjikan. Ayat ini terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 25.

Surat Al-Baqoroh Ayat 25
Surat Al-Baqarah Ayat 25

Saat menelaah kata demi kata, saya merasa seperti di ingatkan kembali. Bahwa menjadi seorang mukmin itu bukan hanya soal menjalankan perintah atau menjauhi larangan. Ada sisi lain yang sering terlupakan: Allah sendiri ingin kita merasa gembira. Merasa bahagia. Merasa ringan. Karena janji-Nya sudah begitu jelas: kesudahan yang baik bagi orang-orang yang beriman dan berusaha.

Namun sering kali, realitas hidup justru jauh dari perasaan itu. Kita mudah khawatir, mudah sedih, dan sering kali memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak perlu dipikirkan. Kita mencemaskan masa depan yang belum terjadi, kita mengulang-ulang masalah yang sudah lewat, atau kita menghabiskan energi untuk skenario buruk yang hanya hidup di kepala kita.

Padahal, jika mengikuti pesan ayat tadi, orang beriman seharusnya memiliki hati yang lebih tenang. Bukan karena hidupnya tanpa masalah, tetapi karena ia sadar ada Allah yang menjaganya. Ada janji yang pasti. Ada harapan yang tidak pernah padam.

Masalah memang bagian dari hidup. Tak akan pernah hilang. Tapi cara kita menyikapi masalah — itulah yang menentukan sejauh apa hati kita tetap damai. Saat masalah menghampiri, kita diajarkan untuk tidak panik, tidak tenggelam dalam ketakutan, dan tidak berlebihan dalam mengkhawatirkan sesuatu. Sebaliknya, kita diajak untuk tetap tenang, tetap optimis, dan tetap bergembira karena kita tahu: setiap kesulitan itu pasti membawa kemudahan.

Sering kali, manusia justru menciptakan penderitaannya sendiri melalui pikirannya: membayangkan yang buruk-buruk, membesar-besarkan kekhawatiran, dan melupakan bahwa Allah selalu bersama kita. Padahal, Allah sudah menegaskan bahwa kabar gembira itu nyata. Surga itu nyata. Balasan kebaikan itu nyata.

Saat saya merenungi ayat tersebut pagi itu, rasanya seperti diingatkan kembali untuk lebih percaya, lebih berserah, dan lebih tenang. Untuk tidak membiarkan perasaan gelisah menguasai hari. Untuk menikmati hidup dengan hati yang lapang, meski ada masalah yang datang bergantian.

Mungkin inilah yang sering terlupa: bahwa iman itu bukan hanya keyakinan di kepala, tetapi ketenangan di hati. Ketika kita yakin dengan janji Allah, maka hati pun belajar untuk tidak mudah goyah. Belajar menerima. Belajar tetap bahagia, bahkan ketika hidup tidak selalu sejalan dengan keinginan.

Dan mungkin, justru dari ketenangan itulah kebahagiaan bermula.

Pada akhirnya, hidup selalu membawa kita pada dua pilihan: tenggelam dalam kekhawatiran, atau berjalan dengan keyakinan. Dan ayat tadi mengingatkan kita bahwa Allah tidak pernah memerintahkan kita untuk hidup dalam ketakutan. Yang Dia perintahkan justru sebaliknya: bergembira, berbahagia, dan percaya bahwa setiap langkah orang beriman selalu berada dalam pengawasan dan kasih sayang-Nya.

Maka, ketika hati mulai berat, ketika pikiran mulai kusut, atau ketika masalah terasa datang bertubi-tubi, ingatlah kabar gembira itu. Ingatlah bahwa Allah sudah lebih dulu menyiapkan balasan yang jauh lebih besar daripada seluruh lelah yang kita tanggung hari ini.

Tidak ada usaha yang sia-sia. Tidak ada kebaikan yang hilang. Tidak ada doa yang diabaikan. Selama kita terus berjalan di jalan kebaikan, kita selalu berada dalam jaminan Allah.

Biarlah hati ini belajar untuk lebih percaya. Biarlah langkah kita tetap ringan, meskipun jalan hidup tak selalu mudah. Karena janji Allah itu pasti — dan itu saja sudah cukup untuk membuat kita tetap tenang dan bahagia, apa pun yang terjadi.

Baca juga : Hidup Lebih Ringan dengan Bersyukur

Terima kasih sudah membaca sampai habis, semoga ada hal yang bisa kamu ambil. Sukses untuk Anda semua, dan see you on the top…

0Shares