Kemewahan yang Terlupakan: Merengkuh Kembali Kesederhanaan di Pagi Hari
Menikmati hembusan angin segar di pagi hari, merasakan gemerisik daun-daun yang diterpa langkah kita, dan mendengar kicauan burung yang bersahut-sahutan—sepertinya hal-hal sederhana ini telah menjadi kemewahan di zaman kita.
Ritme kehidupan yang serba cepat seolah mencuri pagi, menggantinya dengan desakan untuk segera bersiap mengejar waktu. Bahkan untuk sejenak menikmati hangatnya sinar matahari pun terasa mustahil. Di jalan raya, yang kita hadapi hanyalah sesak, padat, dan kemacetan yang menjadi ritual harian.
Hidup katanya sederhana. Tapi kita kerap lupa bagaimana merasakannya?
Kita terjebak dalam perlombaan tanpa garis finish: mengejar uang, sukses, dan karir tanpa henti. Tubuh dan pikiran dipaksa terus bergerak, seolah memberikan waktu untuk bernafas dan rehat sejenak adalah dosa besar yang tak termaafkan. Inilah realitas yang membelenggu : kita sibuk bertahan hidup, namun lupa untuk benar-benar hidup.
Bagi saya, jawaban dari kegelisahan itu ternyata sederhana: berusaha menyisihkan waktu setiap pagi untuk sekadar berjalan atau joging ringan. Ritual sederhana ini telah menjadi sebuah ritual yang sangat mengasyikkan. Dan saya merasa sangat beruntung, karena rumah saya di pedesaan menyediakan panggung yang sempurna untuknya.
Hamparan sawah yang membentang, balutan hijau pepohonan, dan udara segar yang tak tercampri polusi adalah sajian alam yang membuat setiap langkah terasa istimewa. Momen ini bagi saya adalah kemewahan sejati yang luar biasa, sebuah priviles yang justru semakin langka.
Di tengah segala kesibukan itu, lari pagi dan berjalan ringan hadir bukan sekadar sebagai rutinitas sehat untuk badan, tetapi lebih sebagai terapi jiwa. Setiap tarikan nafas dalam-dalam di udara pagi membersihkan paru-paru sekaligus pikiran.
Setiap langkah kaki mengalirkan energi yang membangkitkan semangat dan kejernihan. Kekacauan dalam kepala pelan-pelan terurai, dan stres yang menggunung menemukan jalannya untuk terlepas.
Di sinilah saya menyadari sebuah anugerah : sementara banyak orang di kota harus berjuang mencari ruang hijau, saya tinggal di desa di mana kemewahan itu tersedia kapan pun. Sawah, pepohonan, dan kesegaran itu adalah hak akses yang saya miliki setiap pagi, sebuah pengingat akan kesederhanaan hidup yang sesungguhnya.
Yuk, mari kembali merengkuh pagi. Jadikan jalan santai atau lari kecil sebagai bentuk perlawanan, perlawanan terhadap rutinitas yang mematikan rasa, dan pengingat bahwa kesederhanaan hidup yang sesungguhnya ternyata masih ada, menunggu untuk kita rasakan lagi, di setiap awal hari.