web counters
Buku adalah Guru Terbaik
Stories

Buku adalah Guru Terbaik Di Dunia

Banyak yang bilang, buku adalah jendela dunia. Tapi buat saya pribadi, buku itu lebih dari sekadar jendela, buku adalah guru terbaik yang pernah ada.

Kenapa saya bilang begitu?

Karena dari buku, kita bisa belajar apapun. Mulai dari cara berpikir, manajemen waktu, membangun bisnis, sampai memahami emosi diri sendiri. Dan semuanya bisa didapat dengan biaya yang relatif murah, tanpa batas waktu, dan bisa diulang kapan saja.

Coba bandingkan dengan biaya kuliah yang bisa puluhan juta, belum lagi waktu dan tenaga yang harus disediakan.

Dengan buku, kita bisa belajar dari pengalaman orang-orang hebat, tanpa harus bertemu langsung dengan mereka. Kita bisa menyerap ilmu dari para pemimpin dunia, pemikir, ilmuwan, hingga praktisi lapangan, cukup dengan membuka halaman demi halaman.

Baca buku 3 Tips Membaca Buku yang Suimple. Bagi Kamu yang masih malas membaca Buku

Memang, Membaca Itu Bosenin?

Sayangnya, nggak semua orang merasakan hal yang sama. Banyak yang menganggap baca buku itu membosankan. Buka halaman baru dua tiga lembar, mata udah berat. Belum lagi kalau bahasanya terlalu baku atau topiknya terasa berat, makin cepat tutup buku dan pindah ke layar ponsel.

Sekarang hiburan sosial media lebih menarik. Ada video pendek dan konten instan, yang menawarkan dopamin cepat. Akhirnya, membaca jadi hal yang “ketinggalan zaman”, padahal manfaatnya nggak main-main.

Kalau saya, jujur aja termasuk boros kalau urusan beli buku. Dalam sebulan, saya bisa beli 2 sampai 4 buku, dari berbagai genre. Bisa soal self-development, bisnis, psikologi, sejarah, bahkan kadang sastra dan novel klasik.

Sering kali buku yang saya beli bulan lalu belum selesai saya baca, tapi udah nambah stok lagi di rak. Bisa dibilang, pengeluaran bulanan untuk buku menyita sekitar 10%–13% dari total pemasukan saya.

Tapi saya nggak merasa rugi. Karena menurut saya, beli buku itu bukan pengeluaran, tapi investasi jangka panjang untuk kehidupan. Dan warisan inilah yang bakal aku kasih pada anak cucuku nantinya.

Baca juga : Beli Buku itu Investasi Masa Depan, Bukan cuman Pengeluaran!

Kenapa Nggak Ditamatkan Dulu?

Beberapa orang mungkin akan bilang: “Baca satu buku itu ya ditamatkan dulu dong, baru lanjut beli yang lain!”

Saya paham maksudnya. Tapi buat saya, membaca itu bukan lomba cepat-cepatan atau soal banyak-banyakan buku yang ditamatkan. Saya justru suka membaca secara variatif. Hari ini baca buku yang agak berat, besok diselingi dengan bacaan yang ringan. Kadang saat merasa stuck dengan satu topik, saya pindah dulu ke topik lain untuk refreshing.

Justru dari kebiasaan ini, saya jadi lebih betah membaca dan lebih luas dalam menyerap wawasan. Saya bisa memahami satu isu dari banyak sudut pandang. Nggak melulu dari satu jenis buku yang itu-itu aja.

Ilmu itu seperti lautan. Nggak akan habis meski kita menyelami seumur hidup. Jadi kalau kita hanya fokus di satu bidang saja, rasanya terlalu sempit. Sayang banget waktunya.

Dengan membaca buku dari berbagai genre dan disiplin ilmu, saya merasa lebih terbuka. Misalnya, dari buku bisnis saya belajar strategi, tapi dari buku filsafat saya belajar berpikir kritis dan mendalam. Dari novel, saya belajar memahami emosi dan kehidupan sosial. Semuanya saling melengkapi.

Kapan Terakhir Kali Kamu Baca Buku?

Saya sendiri memulai rajin membaca buku di umur 25 tahun, dan ini terbilang telat sih. Andai saya sadar bahwa membaca buku ini banyak manfaatnya sejak umur 17 tahun, mungkin ceritanya bisa beda. Tapi, kita nggak bisa kembali ke masa lalu dan memperbaiki keputusan-keputusan kita, tapi kita selalu bisa memulai membaca buku hari ini, untuk memperbaiki masa depan.

Nah, bagi temen-temen yang belum mulai baca buku. Yuk, sekarang mulailah dari buku yang kamu suka. Nggak harus tebal atau berat. Bisa dari buku tipis yang ringan dibaca. Yang penting konsisten. Karena sekali kamu jatuh cinta sama dunia membaca, kamu akan sadar: Buku memang guru terbaik di dunia. Tanpa menghakimi, tanpa memaksa. Tapi perlahan, ia membentuk cara berpikirmu menjadi lebih tajam, bijak, dan terbuka.

Terima kasih sudah membaca sampai habis, sukses untuk Anda semua dan see you on the top…

0Shares