#25 : Melanjutkan Studi S-2
Di konten cerita kali ini, saya lebih memaparkan hasil unek-unek pribadi, soal impian saya lanjut studi S2. Mungkin, sedikit ilmu yang bisa kamu ambil dari tulisan saya kali ini. Hanya berupa pemaparan aja sih. Berbeda dengan konten bercerita saya sebelum-sebelumnya, yang lebih memaparkan pembelajaran. Namun, saya berusaha setiap konten yang saya tulis ini ada beberapa point pelajaran yang bisa di ambil. Dan selamat membaca, semoga kamu suka.
Tahun 2025 ini jadi momen spesial buat saya. Akhirnya, saya memutuskan untuk benar-benar komitmen mengejar cita-cita yang sudah saya impikan sejak empat tahun lalu. Waktu itu, baru saja saya lulus sebagai sarjana S1, sudah terlintas keinginan untuk melanjutkan studi ke jenjang S2. Karena belum punya uang untuk bersekolah dan fokus membangun bisnis, cita–cita saya pendam terelbih dahulu. Samapi di titik sekarang ini, saya benar-benar merasa siap untuk melanjutkan sekolah lagi ke jenjang lebih tinggi.
Buat saya, pendidikan itu penting. Nggak cuma buat menambah ilmu, tapi juga untuk memperluas cara pandang saya soal dunia. Dan ya, banyak orang tua juga percaya bahwa pendidikan itu investasi terbaik. Makanya, mereka berusaha menyekolahkan anak-anaknya agar kelak jadi pintar, cerdas, dan bijak menghadapi kehidupan.
Tapi, kalau kita ngomongin realita, anak muda di Indonesia—khususnya yang baru lulus S1—jarang banget yang lanjut ke S2. Saya bisa bilang begini karena lihat sendiri faktanya. Dari satu angkatan saya di kelas komunikasi, cuma dua orang yang punya niat serius melanjutkan ke S2. Sisanya? Sibuk kerja, nikah, atau sekadar merasa S1 sudah cukup.
Jujur, memilih untuk melanjutkan studi S2 itu nggak segampang bilang, “Oke, saya mau lanjut!” Ada banyak hal yang mesti disiapin. Mental, biaya, waktu, tenaga, dan pikiran—semua harus matang. Apalagi buat mereka yang sudah kerja atau berkeluarga. Niat lanjut S2 sering kali berarti harus pintar-pintar membagi waktu dan energi antara pekerjaan, keluarga, dan sekolah.
Kadang, meninggalkan kenyamanan rutinitas demi pendidikan itu berat banget guys. Tapi buat saya, justru di situ tantangannya: Bagaimana tetap menjalani semuanya tanpa kehilangan fokus pada tujuan.
Saya sendiri pernah berada di fase dilema sebelum benar-benar memutuskan untuk melanjutkan studi S2. Ada banyak hal yang perlu saya siapkan, terutama terkait usaha yang sudah saya bangun di Berdikari Media. Delegasi menjadi langkah penting yang harus saya ambil—beberapa job desk yang selama ini saya kerjakan sendiri, perlahan saya serahkan ke tim agar roda operasional tetap berjalan meskipun saya semakin lebih sibuk nantinya.
Rutinitas saya juga akan berubah drastis. Kalau sebelumnya saya bisa bekerja dari rumah, nanti harus siap dengan ritme baru: bolak-balik ke universitas yang saya tuju. Perjalanan keluar kota untuk kuliah, kemudian kembali ke rumah untuk bekerja, pasti akan menjadi pengalaman yang menantang.
Alasan terbesar saya memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang S2 adalah keinginan mendalam untuk belajar ilmu baru, terutama di bidang bisnis dan manajemen. Selama ini, saya sudah banyak praktik di lapangan, tetapi saya merasa ada yang kurang: dasar teori yang mendukung praktik-praktik tersebut. Dengan belajar di S2, saya ingin memperkaya pemahaman saya tentang konsep-konsep yang mungkin selama ini hanya saya pelajari secara otodidak.
Selain itu, saya juga ingin melihat perspektif baru tentang pendidikan, khususnya perbedaan antara jenjang S1 dan S2. Saya percaya, belajar di tingkat yang lebih tinggi bukan hanya soal menambah ilmu, tapi juga soal cara berpikir yang lebih luas dan mendalam. Motivasi inilah yang mendorong saya untuk terus maju, meskipun tantangannya tidak mudah.
Apakah S2 Itu Penting, Wil?
Jawabannya? Bisa “Iya”, bisa juga “Tidak.”
Kita bahas dulu dari sudut pandang “Tidak Penting”.
Melanjutkan studi S2 itu nggak cuma soal niat. Kamu harus siap secara mental, waktu, energi, dan, yang paling terasa, biaya. Kalau semuanya nggak disiapkan dengan matang, mending pikir ulang dulu deh. Karena rata-rata biaya S2 itu mahal, dan kalau kamu merasa sudah cukup puas dan nyaman dengan pekerjaanmu sekarang, lanjut S2 mungkin nggak jadi prioritas.
Biasanya, orang yang melanjutkan S2 punya tujuan spesifik, seperti ingin naik jabatan, memperluas karier, atau dosen yang butuh gelar untuk menambah ilmu dan pengalaman.
Tapi, kalau kamu merasa S1 saja sudah cukup buat menunjang hidup dan kariermu, ya nggak masalah juga. Apalagi kalau tujuanmu sukses dan kaya, pendidikan formal seperti S2 bukan satu-satunya jalan menuju itu. Banyak kok jalan lain yang bisa mengantarmu ke sana. Jadi, nggak perlu merasa kurang kalau memutuskan untuk nggak lanjut S2.
Sekarang, kita bahas dari sudut pandang “Iya! Penting”.
Lanjut S2 itu juga punya banyak manfaat. Contohnya:
- Peluang Kerja yang Lebih Baik
Di tengah persaingan para fresh graduate, gelar S2 bisa jadi nilai tambah yang bikin kamu lebih menonjol di mata rekruter. Di beberapa bidang, lulusan S2 memang punya peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan bergengsi atau naik ke posisi strategis. - Kesempatan Menjadi Akademisi
Kalau kamu punya passion mengajar atau ingin berbagi ilmu ke lebih banyak orang, melanjutkan S2 adalah langkah awal yang tepat. Setelah lulus, kamu bahkan bisa langsung melanjutkan ke program doktoral (S3) untuk membuka lebih banyak peluang di dunia akademik.
Jadi, apakah melanjutkan S2 itu penting? Jawabannya tergantung pada tujuan dan kondisi masing-masing orang. Yang jelas, baik memilih untuk lanjut S2 atau tidak, keduanya tetap keputusan yang tepat kok.
Bagi kamu yang ingin mengikuti konten cerita saya setiap hari, silahkan klik tombol lonceng pojok kiri bawah. Kamu akan mendapatkan notifikasi langsung melalui HPmu. Dan bila, kamu merasa konten saya ini bermanfaat, bisa kamu share ke temenmu lewat sosial media.
Terima kasih sudah membaca sampai habis, sukses untuk Anda semua dan see you on the top…