# 13 : Fungsi atau Gengsi? Pelajaran Berharga dari Teman yang Terjebak HP Mahal
“Wil, gelem nuku hpku.”
Notif WhatsApp dari teman dekat saya, Jono, bikin alis saya naik sedikit.
“Peh, hpmu kan apik bos! Lah nyapo kok mbok doll ki? Arep ganti anyar, Jon?” tanya saya penasaran.
“Butuh duit, Wil. Wkwkwk. Goro-goro tuku hp gak mikir mburine, yo ngene iki. Bingung aku. Wes tak posting nang forum 3 dino, tapi durung ono sing takok-takok.”
“Emang hpmu opo, Jon?”
“Samsung A55, 5G. Gee, ngevlog kamerane apik, Wil.”
Langsung saja saya browsing buat tahu spesifikasi dan harga Samsung A55 ini. Pas lihat di Tokopedia, saya langsung melongo. Harganya 6 juta. Wah, ini udah masuk kategori HP kelas menengah ke atas. Saya cuma bisa garuk kepala sambil mikir, “Gila, men! Kok Jono bisa beli HP semahal itu?”
Pilih Gaya Hidup atau Kebutuhan?
Jono ini, setahu saya, pekerjaannya nggak tetap. Dia lagi bangun usaha kecil yang bahkan belum genap setahun. Tapi, HP-nya? Wuih, udah kayak buat content creator pro. Padahal rata-rata cuman buat komunikasi doang.
Dalam hati saya mikir, “Kenapa harus beli HP semahal itu kalau kebutuhan sehari-harinya dan bisnisnya aja belum stabil?” Jujur saja, saya melihat keputusan Jono beli HP semahal itu rasanya kurang bijak sih.
Pelajaran yang Berharga Banget!
Dari obrolan sederhana ini, saya jadi belajar sesuatu. Kadang kita suka terjebak dengan keinginan memiliki barang mewah tanpa mikirin dampak jangka panjangnya. Apalagi kalau barang itu sebenarnya nggak sesuai dengan kebutuhan kita. Ujung-ujungnya, barang yang kita beli malah bikin hidup jadi lebih ribet.
Contohnya ya seperti Jono tadi. Karena nggak mikir matang-matang, sekarang dia kesulitan keuangan dan harus jual HP-nya. Kalau saja dia beli HP yang sesuai kebutuhan, mungkin situasinya nggak bakal serumit ini.
“Hidup sederhana dan hemat bikin masa depan lebih aman” – Psychology Of Money
Tips Memilih Barang, yang Sering Saya Lakukan!
- Utamakan Fungsi
Sebelum membeli barang, sejenak saya mengambil jeda sekitar 5 menit untuk berfikir secara jernih. Dan saya tuh sering menanyakan pada diri saya sendiri : “Barang ini benar-benar saya butuhkan, atau cuma keinginan doang?” Kalau jawabannya cuma keinginan, saya mencoba menahan dulu.Mengambil jeda saat mau beli barang seperti kebutuhan secunder (pakaian, HP, Jam Tangan, Motor, dll) membuat kita bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan. Otak akan menyaring manfaat atau ketidak manfaatan bila membeli barang tersebut.
- Sesuaikan dengan Budget
Jangan sampai beli barang yang harganya melebihi kemampuan finansial. Ingat, utamakan kebutuhan pokok dulu sebelum keinginan.Kalau kapasitas kita masih Gaji UMR/UMP ya udah, kita sesuaikan jangan sampai melebihi batas tersebut. - Pikirkan untuk Jangka Panjang
Barang yang kamu beli harus memberikan manfaat nyata, bukan malah jadi beban keuangan. Contoh kalau mau beli HP dengan spefikiasi tinggi, ya nggak masalah kalau ini bisa mendukung pekerjaan sebagai konten kreator. Yang, penting masih bisa mendapatkan sebuah benefit. Bukan hanya gaya-gayaan supaya dapat pujian dari orang lain.
Saya selalu berusaha, untuk beli barang itu harus pakai logika, bukan emosi. Jangan sampai terjebak gaya hidup yang bikin pusing di kemudian hari. Beli barang karena fungsi, bukan gengsi. Karena pada akhirnya, yang menentukan kebahagiaan kita bukan barang mahal, tapi cara kita memanfaatkannya.