Hati-Hati dalam Mengkritik, Bukannya Membangun, tapi Malah Menyingung
Membaca buku karya dari Dale Carnegie yang seminggu kemarin aku dapatkan dari kakaku menjadi lebih mengerti lagi soal berhubungan dengan manusia. Aku merasa sangat bersyukur sekali dijinkan Alloh bisa membaca buku yang fenomenal ini. Karena bagi yang demen banget baca buku bertemakan Self Improvement, rasanya kurang afdol gitu kalau belum membaca buku karya dari Dale Carnegie ini. hehehe
Apalagi, bagi yang ingin membaiki sebuah hubungan dengan manusia ini sangat cocok sekali.
Dalam bab 1 yang telah di jelaskan dalam bukunya tersebut sangat detail sekali. Insight-insight baru menyirami dalam otak ini.
Dari pada nanti hilang dan lupa. Ijinkan saya untuk berbagi kepada Anda semua, hal yang telah aku pelajari seminggu terakhir.
Saya tulis dalam disini supaya tidak hilang, dan bisa menjadi sebuah catatan.
Karena, dalam bukunya tersebut salah satu tugas supaya lebih paham tentang ilmunya tersebut, di harapkan untuk sharing ulang kepada orang lain.
Di bab pertama ini menjelaskan tentang kritikan. Dan ternyata sebuah kritikan yang sering kita ajukan kepada seseorang sebenarnya bukan membangun akan sebuah perubahan. Dan inilah yang baru aku sadari. hadeh..
“Kritikan adalah hal yang sia-sia karena menempatkan seseorang dalam posisi defensif dan biasanya membuat orang itu berusaha mempertahankan dirinya sendiri”.
Saya pribadi pun sering mengalami hal tersebut. Secara otomatis kalau kita di kritik orang, sebenernya dalam hati manusia akan menolak. Dan membenarkan apa yang telah kita lakukan. Meskipun, biasanya dalam posisi yang salah tetap saja membela diri. Iya kan?
Dari sinilah aku mulai belajar untuk lebih berhati-hati dalam melontarkan sebuah kritikan kepada orang lain. Meskipun tujuan kita membangun dan ingin melihat orang lain tersebut tumbuh. Menurutku tetap saja harus berhati – hati, sebenernya bukannya kita tidak boleh mengkritik orang lain sih. Tetapi, kita dalam melontarkan sebuah kiritikan dan masukan sebaiknya dengan tata bahasa yang baik. Dimana, jangan sampai kita menyinggung seseorang saat kita mengkritiknya. Nah, kalau seperti ini perlu waktu, dan menguasai teknik komunikasi yang baik.
Okey, supaya Anda lebih paham lagi akan saya paparkan sebuah penelitian menarik dalam Bukunya Dale Carnegie ini “How To Win Friends and Influence People”. Penelitian ini dari B.F, seorang psikolog terkenal di dunia. Mumbuktikan bahwa binatang yang diberi hadiah karena tingkah lakunya baik, akan belajar jauh lebih cepat dan menyimpan apa yang dipelajarinya dengan jauh lebih efektif, dibandingkan dengan seekor binatang yang dihukum karena tingkah lakunya yang buruk. Studi berikutnya menunjukan bahwa hal yang sama juga berlaku pada manusia. Dengan mengkritik, kita tidak membuat perubahan yang langgeng dan sering kali malah menimbulkan rasa benci.
Rasa benci yang ditimbulkan oleh kritikan dapat menurunkan semangat kerja para pegawai, anggota keluarga dan kawan-kawan, dan hal ini tetap tidak memperbaiki situasi yang sudah dikritik.
Bagaimana? Lebih paham lagi kan…
Ada sebuah contoh menarik sebuah kritikan yang sangat membangun. Kisah ini dari Hoover seorang pilot pesawat tempur dimana saat itu dia menerbangkan pesawat dengan ketingian 3000 kaki tiba-tiba mesinnya berhenti. Dengan manuver yang sangat terampil akhirnya Hoover bisa mendaratkan pesawatnya dengan selamat. Meskipun ada kerusakan, tapi tidak sampai jatuh korban jiwa.
Melihat hal tersebut ternyata kerusakan yang di alami oleh pesawatnya karena salah isi bahan bakar yang di lakukan oleh mekaniknya.
Lantas Hover langsung meminta untuk bertemu dengan mekanik tersebut. Alih-alih bukannya memarahi dan mengkritik si mekanik.
Hoover dengan hangat memeluk badannya sambil berkata “Saya yakin Anda tidak akan pernah melakukannya lagi, saya ingin Anda merawat F-51 saya besok”.
Bagaimana coba? jika di posisi Anda melakukan sebuah kesalahan tapi di beri sebuah kritikan seperti yang Hoover lakukan. terbayang kan?
Sebagai penutup artikel saya kali ini ada sebuah quotes yang dalam banget dari Syech Saridin, beliau santrinya Sunan Kali Jogo yaitu “Lamuno Siro Bener, Ojo Nyalahne”.
Cukup sekian ya, sharing saya kali ini. Next, akan saya lanjut lagi di Bab kedua, tetang Kebutuhan Dasar yang paling utama dalam manusia yaitu Rasa Penting. Penasaran? Tunggu artikel saya selanjutnya ya..
Okey, semoga bermanfaat. Terimakasih saya ucapkan telah mampir dalam blog pribadi saya ini. See you.